TUGAS 2 KESEHATAN MENTAL
TIARA
OKTARITNA
17511103
2PA06
Universitas
Gunadarma
2013
Alfred Adler
Adler
lahir
pada tanggal 7 februari 1870 di Rudolfsheim, sebuah desa dekat Wina.
Ia merupakan
anak kedua daripada 6 adik-beradik. Beliau mempunyai seorang kakak
laki-laki yang bernama Sigmund. Semenjak dari kecil, Adler sering
dibanding-bandingkan dengan abiliti kakak laki-laki sulungnya. Adler
berasa cemburu dengan abangnya yang sentiasa dibanggakan dalam
pencapaian prestasi. Lagipula, Adler tidak mampu untuk bergiat aktif
sepertimana kakaknya, Sigmund karena beliau telah didiagnosa
menghidap penyakit Pneumonia ketika berumur baru 5 tahun. Lebih
menyedihkan, doktor pula mengesahkan penyakit Adler adalah kronik dan
sukar dirawat.
Menurut Adler,
masalah dalam kehidupan selalu bersifat sosial. Fungsi yang sehat
bukan hanya mencintai dan bekerja, melainkan merasakan kebersamaan
dengan orang lain dan mempedulikan kesehjateraan mereka. Beberapa
prinsip penting dalam teori Adler adalah sebagai berikut:
1. Setiap orang
berjuang untuk mencapai superioritas atau kompetensi personal
2. Setiap orang
mengembangkan gaya hidup dan rencana hidup yang sebagian disadar atau
direncanakan dan sebagian tidak disadari.
a. Gaya hidup
seseorang mengindikasikan pendekatan yang konsisten pada banyak
situasi.
b. Rencana hidup
dikembangkan berdasarkan pilihan seseorang dan mengarah pada tujuan
yang diperjuangkan seseorang untuk dicapai
3. Kualitas
kepribadian yang sehat adalah kapasitas untuk mencapai “fellow
feeling” atau Gemeinschaftgefuhli, yang fokus pada kesehjateraan
orang lain. Adler menyebunya minat sosial.
4. Ego merupakan
bagian dari jiwa yang kreatif. Menciptakan realitas baru melalui
proses menyusun tujuan dan membawanya pada suatu hasil, disebut
dengan fictional goals.
Inferioriy
dan Superiority
Manusia dimotivasi
oleh adanya dorongan utama, yaitu mengatasi perasaan inferior dan
menjadi superior. Dengan demikian perilaku kita dijelaskan
berdasarkan tujuan dan ekspentasi akan masa depan. Inferioritas
berarti merasa lemah dan tidak memiliki keterampilan untuk menghadapi
tugas atau keadaan yang harus diselesaikan. Hal itu tidak berarti
rendah diri terhadap orang lain dalam pengertian yang umum, meskipun
ada unsur membandingkan kemampuan diri dengan kemampuan orang lain
yang lebih matang dan berpengalaman. Sedangkan superiority bukan
berarti lebih baik dibandingkan dengan orang lain, melainkan secara
berkelanjutan mencoba untuk menjadi lebih baik, untuk menjadi semakin
dekat dengan tujuan ideal seseorang.
Beberapa keadaan
khusus seperti dimanja dan ditolak, mungkin dapat membuat seseorang
mengembangkan inferiority complex atau superiority complex. Dua
kompleks tersebut berhubungan erat. Superiority complex selalu
menyembunyikan atau bentuk kompensasi dari inferior. Sedangkan
inferiority complex menyembunyikan perasaan superior. Adler meyakini
bahwa motif utama setiap orang adalah untuk menjadi kuat, kompeten,
berprestasi dan kreatif.
Social
Interest
Social interest
merupakan bentuk kepedulian atas kesehjateraan orang lain yang
berkelanjutan sepanjang kehidupan untuk mengarahkan perilaku
seseorang. Meskipun minat sosial dilahirkan, tetapi menurut Adler
terlalu lemah atau kecil untuk dapat berkembang dengan sendirinya.
Oleh karena itu menjadi tugas Ibu, yang menjadi orang pertama dalam
pengalaman seorang anak, untuk mengembangkan potensi tersebut.
Apabila ibu tidak dapat membantu anak untuk memperluas minat
sosialnya, maka anak akan cenderung tidak memiliki kesiapan ketika
menghadapi masalah dalam lingkungan sosialnya.
Minat sosial
memungkinkan seseorang untuk berjuang mencapai superior dengan cara
yang sehat dan kurangnya minat sosial tersebut dapat mengarahkan pada
fungsi yang maladaptif. Semua kegagalan seperti neurotik, psikotik,
pemabuk, anak yang bermasalah dan lainnya disebabkan kurangnya
memiliki minat sosial mereka mengatasi masalah pekerjaan,
persahabatan dan seks tanpa memiliki keyakinan bahwa hal tersebut
dapat diselesaikan dengan cara kerja sama. Makna yang diberikan pada
kehidupan lebih bernilai pribadi. Tidak ada orang lain yang
mendapatkan keuntungan dengan tercapainya tujuan mereka. Tujuan
keberhasilan merupakan merasakan superioritas personal dan hanya
berarti untuk diri mereka sendiri. Sebagai manusia yang sehat, maka
pada waktu yang bersamaan ia akan berjuang mencapai superior dengan
membantu orang lain mencapai tujuan mereka.
Style
of Life
Melalui konsep gaya
hidup, Adler menjelaskan keunikan manusia. Setiap manusia memiliki
tujuan, perasaan inferior, berjuang menjadi superior dan dapat
mewarnai atau tidak mewarnai usaha mencapai superioritasnya itu
dengan minat sosial. Akan tetapi, setiap manusia melakukannya dengan
cara yang berbeda. Gaya hidup merupakan cara unik dari setiap orang
dalam mencapai tujuan khusus yang telah ditentukan dalam lingkungan
hidup tertentu, di tempat orang tersebut berada. Gaya hidup
berdasarkan atas makna yang seseorang berikan mengenai kehidupannya
atau interpretasi unik seseorang mengenai inferioritasnya, setiap
orang akan mengatur kehidupannya masing-masing unuk mencapai tujuan
akhirnya dan mereka berjuang untuk mencapai hal tersebut.
Gaya hidup terbentuk
pada usia 4-5 tahun dan tidak hanya ditentukan oleh kemampuan
intrinsik (hereditas) dan lingkungan objektif, melainkan dibentuk
oleh persepsi dan interpretasinya mengenai kedua hal tersebut.
Seorang anak tidak memandang suatu situasi sebagaimana adanya,
melainkan dipengaruhi oleh prasangka dan minatnya dirinya.
Adler’s
typology of personality
Adler mengembangkan
teori mengenai tipe kepribadian berdasakan derajat minat sosial dan
aktivitas yang dimiliki seseorang, hal yang terpenting bagi Adler
bukanlah bagaimana seseorang mengatasi perasaan inferioritasnya,
melainkan sejauhmana seseorang mengembangkan gaya hidup yang
konstruktif dibandingkan yang destruktif. Sejauhmana empati dan minat
sosial dari masing-masing tipe. Kapasitas untuk berempati merupakan
hal yang penting dalam kehidupan.
Berikut
adalah 4 tipe berdasarkan tipologi ini:
1. The
Rulling-dominant Type:
asertif, agresif fdan aktif. Ia memanipulasi dan menghadapi situasi
kehidupan dan orang-orang didalamnya, tingkat aktivitasnya tinggi
tetapi dikombinasikan denan minat sosial yang minimal. Aktivitas yang
dilakukan dapat mengarah pada perilaku antisosial.
2. The
Getting-Leaning Type:
mengharapkan orang lain memenuhi kebutuhannya dan mendukung minatnya,
bergantung pada orang lain. Merupakan kombinasi antara minat sosial
yang rendah dan tingkat aktivitas yang rendah.
3. The
Avoidant Type:
menarik diri dari permasalahan. Menghadapi suatu tugas dengan cara
menghindar. Memiliki minat sosail yang rendah dan tingkat aktivitas
yang sangat rendah.
4. The
Society Useful Type:
Merupakan tipe yang paling sehat. Memiliki penilaian yang realistik
atas masalah yang dihadapi. Memiliki orientasi sosial dan bekerjasama
dengan orang lain untuk mengahadapi tugas kehidupan. Merupakan
kombinasi antara tingat aktivitas dan minat sosial yang tinggi.
Neurotic
Safeguarding Strategies
Semua orang neurotik
menciptakan pengamanan atas harga dirinya, seperti defense mechanism
menurut Freud. Pengamanan tersebut merupakan perlindungan terhadap
self atau ego dari pengaruh luar, biasanya interpersonal, ancaman.
Terdapat 3 strategi pengamanan, yaitu:
1. Excuses
atau strategi rasionalisasi
Seseorang mencoba
untuk membebaskan dirinya dari tuntutan umum kehidupan dengan cara
menekankan pada simtom neurotiknya, simtom neurotik digunakan sebagai
alasan untuk melarikan diri dari tuntutan kehidupan sehingga tidak
menunjukkan yang terbaik. Seseorang merasa aman karena adanya
kebebasan untuk tidak melakukan yang terbaik dari tuntutannya yang
kurang terhadap perkembangan diri.
2. aggressive
Strategies
a. Depreciation:
kecenderungan
merendahkan orang lain sehingga orang tersebut tidak terlihat
superior sebagai ancaman, melebihkan penilaian diri dalam hubungannya
dengan orang lain. Strategi untuk mencapai superior dengan membuat
orang lain merasa inferior.
b. Accusation:
perasaan
tidak disadari yang menyalahkan orang lain atas perasaan inferior dan
frustasi yang dialami. Mengarah pada ekspresi langsung kemarahan
c. Self-accusation:
menyalahkan
diri sendiri atas ketidakberuntungan yang dialami. Hal itu dilakukan
dengan cara yang dapat menarik perhatian, simpati atau bantuan dari
orang lain.
3. Distancing
Strategies
Melindungi harga
diri dengan membatasi keterlibatan dalam kehidupan dan menghindari
tantangan yang memungkinkan adanya resiko kegagalan.
a. Moving
backward:
adanya konflik mendasar dimana seseorang menginginkan kesuksesan dan
menghindari kegagalan. Pada akhirnya orang tersebut memiliki motivasi
untuk tidak melakukan apapun atau kembali pada tahap perkembangan
yang kurang mencerminkan kecemasan.
b. Standing
Still:
seseorang tidak melakukan apapun dalam taraf yang lebih dramatis. Ia
menolak tanggung jawab yang memungkinkan adanya evaluasi. Melindungi
diri dari kegagalan dengan tidak melakukan apapun.
c. Hesitation:
secara
tidak sadar menciptakan kesulitan pada diri dan juga menciptakan cara
untuk tidak mengatasinya sehingga menjadi simtom neurotik. Mengulur
waktu sehingga masalah tidak perlu lagi dihadapi.
d. Construction
of obstacles:
bentuk pengecualian karena seseorang melihat masalah yang mungkin
dapat mencegahnya untuk menunjukkan usaha yang lebih besar sehingga
dapat melindungi harga dirinya.
Faulty
Life-styles
Gaya hidup yang
maladaptif merupakan hasil dari tiga kondisi, yaitu cacat fisik, gaya
hidup dimanja dan gaya hidup diabaikan. Anak dengan cacat fisik
cenderung memilki perasaan tidak adekuat dalam memenuhi tugas dalam
hidupnya. Pengertian dari orangtua dapat membantu anaknya untuk
mengembangkan kekuatan untuk mengkompensasikan kelemahannya itu. Anak
yang dimanja gagal untuk mengembangkan minat sosial dan memenuhi
harapan sosial. Ia memiliki kebutuhan untuk menerima tanpa memberi,
anak akan sedikit atau tidak melakukan sesuatu untuk orang lain dan
memanipulasi orang lain untk memuaskan kebutuhannya. Sedangkan anak
yang diabaikan dapat menjadi musuh di lingkungannya dan didominasi
oleh kebutuhan untuk balas dendam.
Penelitian
Khas Adler mengenai Urutan Kelahiran Sejalan
dengan perhatian Adler terhadap penentu sosial kepribadian, ia
mengamati bahwa kepribadian anak sulung, anak tengah, dan anak bungsu
dalam satu keluarga akan berlainan.
1. Anak
Pertama
Menurut Adler, anak
pertama memiliki posisi yang unik, yaitu sebagai anak satu-satunya
pada suatu waktu, dan kemudian mengalami pergeseran status ketika
anak kedua lahir. Anak pertama awalnya mendapatkan perhatian utuh
sampai terbagi saat adiknya lahir. Peristiwa tersebut mengubah
situasi dan pandangan anak pertama terhadap dunia. Bila anak pertama
berusia lebih tua 3 tahun atau lebih ketika memiliki adik, maka
biasanya akan merasa permusuhan dan kebencian terhadap adiknya.
2. Anak
Tengah
Ciri
anak tengah adalah ambisius. Ia selalu berusaha melebihi kakaknya dan
cenderung memberontak atau iri hati. Tetapi pada umumnya ia dapat
menyesuaikan diri dengan lebih baik.
3. Anak Bungsu
Anak bungsu adalah
anak yang dimanjakan. Sama seperti anak sulung, kemungkinan ia akan
menjadi anak yang bermasalah dan menjadi orang dewasa yang neurotik
dan tidak mampu menyesuaikan diri.
4. Anak Kedua
Sifat anak ini
selalunya lebih agresif berbanding dengan anak sulong. Dia selalu
dibantu dalam banyak perkara dan sentiasa ada penyokong di belakang
kejayaannya –sama ada ibu, bapa atau kakak atau abangnya. Dia turut
mempunyai daya saing yang lebih tinggi dan sering kali berlumba-
lumba untuk menjadi yang lebih baik daipada adik- beradiknya yang
lain. Anak kedua boleh menjadi seorang yang degil atau cuba dilihat
menyerlah daripada orang lain dalam apa- apa perkara.
5. Anak Kembar
Salah satu daripada
pasangan kembar ini akan bersifat lebih agresif, cerdas, dan aktif.
Maka, ibu bapa mereka cenderung melihat salah seorang daripada mereka
adalah kakak atau kakak laki-lakinya kepada yang satu lagi. Anak
kembar boleh mengalami masalah ketidaktentuan identiti. Pasangan
kembar yang lebih menyerlah akan menjadi ketua dan model kepada
pasangannya yang lebih lemah dan pasif.
Sumber: Hall, Calvin
S. & Gardner Lindzey. (!985). Intoduction
to Theories Personality. New
York: John Wiley and Sons Inc.
William
H. Sheldon
W.H
Sheldon, nama lengkapnya adalah William H. Sheldon, PhD, MD,
dilahirkan pada tahun 1899 di Warwick, Rhode Island. W.H Sheldon
dibesarkan dalam keluarga pertanian, tetapi dalam sejarah, dia
tercatat dan memiliki pengaruh besar tentang padangan-pandangan
terhadap manusia.
W.H
Sheldon pernah mengenyam pendidikan dibeberapa tempat, diantaranya,
public school, Brown University dan mendapat gelar B.A (1919).
Kemudian di universitas Colorado mendapatkan gelar M.A serta gelar
Ph.D dalam psikologi di Universitas Chicago. Kemudian pada tahun
1924-1926 menjadi instruktur dalam psikologi di universitas tersebut.
Tahun 1926-1927 ia menjadi guru besar pembantu di Universitas
Wisconsin. Sheldon sempat melanjutkan pendidikannya dengan bantuan
beasiswa untuk mempelajari psikiatri selama 2 tahun. Sebagian
waktunya ia habiskan untuk belajar pada C.G. Jung di Zurich dan juga
pada kretschmer.
Setelah
ia kembali ke Amerika Serikat, Sheldon diangkat menjadi guru besar
psikologi di Universitas Chicago. Tahun 1938 ia pindah ke Harvard
sampai pecah perang dunia II. Pada tahun 1947, Sheldon di angkat
menjadi direktur Laboratorium Konstitusi pada College of Physicia and
surgeons, Un Columbia.
Dilihat
dari tulisan-tulisan dari Sheldon terlihat pengaruh-pengaruh dari
ahli-ahli konstitusional yang terdahulu terutama Kretschmer dan
Viola. Selanjutnya juga terdapat pengaruh Freud dan Jung. Dalam teori
Sheldon dapat dikemukakan bahwa struktur jasmani merupakan yang utama
berpengaruh terhadap tingkah laku manusia. Adapun yg menjadi landasan
sikapnya yan lebih mementingkan jasmani beserta
pengukuran-pengukuranya itu ialah keyakinan yang kuat, bahwa
factor-faktor keturunan sangat penting dalam menentukan tingkah laku.
Pokok-Pokok
Teori Seldon
STRUKTUR
TUBUH (JASMANI)
Sheldon
menentukan dan memberikan ukuran-ukuran daripada komponen-komponen
jasmaniah manusia. Sheldon tidak hanya ngin mendapatkan kategori
untuk klasifikasi dan deskripsi tubuh manusia saja, tetapi tujuannya
untuk mendapatkan apa yang disebut biological identification tag.
Sheldon berpendapat bahwa factor-faktor genetis memiliki peran untuk
perkembangan individu dan orang mungkin mendapatkan representasi
daripada faktor-faktor tersebut melalui sejumlah pengukuran yang
didasarkan pada jasmani. Dalam pandangan Sheldon ada suatu struktur
biologis hipotesis , yaitu morphogenotipe yang menjadi dasar jasmani
yang Nampak, dan yang memainkan peranan penting tidak saja dalam
menentukan perkembangan jasmani tetapi juga dalam pembentukan tingkah
laku. Somatotipe merupakan suatu usaha untuk mengukur morphogenotipe
itu walaupun harus bekerja dengan cara tidak langsung terutama
bersandar kepada pengukur jasmaniah.
Disini
akan dibicarakan cara pendekatan Sheldon untuk mengukur aspek
jasmaniah individu, dan selanjutnya di kaji usahanya untuk menentukan
komponen penting yang menjadi dasar tingkah laku manusia.
DIMENSI-DIMENSI
JASMANIAH
Sheldon
membuat foto-foto tubuh dari depan dan dari samping dengan cara yang
di standarisasikan , cara ini disebutnya somatotype performance test.
Pertama-tama Sheldon mengumpulkan 4000 foto mahasiswa laki-laki. Foto
tersebut diperiksa dan diteliti oleh sejumlah penilai yang ingin
mendapatkan variable pokok yang merupakan dasar daripada variasi
jasmani. Apabila suatu sifat di anggap merupakan komponen pokok, maka
dinilai dengan criteria berikut ini:
- Mungkinkah menentukan kedudukan keempat ribu orang dengan sifat-sifat tersebut?
- Dapatkah penilai-penilai tersebut mencapai persesuaian dalam menentukan kedudukan jasmani atas dasar sifat-sifat tersebut?
- Mungkinkah mempertimbangkan variable itu dalam kombinasi dengan variable lain yang telah ditentukan terlebih dahulu?
Komponen
jasmani primer
Setelah
dinilai dan diteliti, Sheldon dan para pembantunya menyimpulkan bahwa
ada 3 komponen atau dimensi jasmaniah yang menjadi inti dari teknik
pengukuran struktur tubuh yaitu:
- Endomorphy
- Mesomorphy
- Ectomorphy
Istilah
tersebut dihubungkan dengan 3 lapisn pembentuk foetus manusia yaitu
endoderm,mesoderm dan ectoderm. Dengan demikian maka Sheldon
menguraikan 3 pokok jasmani manusia yaitu:
- Endomorph (komponen endomorph dominant)
- Mesomorph (komponen mesomorphy dominant)
- Ectomorph (komponen ectomorphy dominant)
Tipe
endomorph
Ditandai
dengan alat-alat dalam dan seluruh disgetif memegang peranan
terpenting. Nampaknya keluar : lembut, gemuk, berat badan relative
rendah
Tipe
mesomorph
Ditandai
dengan otot-otot, pembuluh darah, jantung dominant. Nampaknya dari
luar kokoh, keras, otot kelihatan bersegi-segi, tahan sakit.
Tipe
ectomorph
Ditandai
dengan kulit, system syaraf memainkan peranan penting. Nampaknya dari
luar : jangkung, dada kecil, pipi, lemah,otot2 hampir tidak
berkembang.
Keempat
ribu orang tersebut diukur dengan teliti di atas dasar ketiga
komponen pokok. Kemudian sematotipe individu menggambarkan keadaan
tubunya dengan angka 3 deret yang menunjukkan 3 komponen tadi.
Angka-angka tersebut bergerak dari angka 1 sampai 7, angka 1
merupakan nilai paling rendah dan angka 7 menjadi angka yang paling
tinggi. Jika hasilnya 711 maka itu berarti individu tersebut memiliki
komponen endomorph tinggi dibanding 2 komponen lainnya.
Sheldon
mengatakan bahwa apabila orang mau benar-benar memperoleh perkiraan
yang sebaik-sebaiknya tentang morphogenotipesecara ideal, dia tidak
hanya cukup hanya menyelidiki individu itu sepanjang sejarah
hidupnya, melainkan juga nenek moyang dan keturunannya. Selanjutnya
foto individu tersebut harus dibuat berturut-turut secara periodic.
Tentu saja apa yang pernah di capai bukanlah sematotipe yang ideal
itu.
Komponen
jasmani sekunder
Tiga
komponen jasmani sekunder adalah:
- Dysplasia = istilah ini di pakai Sheldon untuk menunjukkan setiap ketidaktepatan dan ketidak lengkapan campuran ketiga komponen primer itu pada berbagai daerah pada tubuh
- Gynandromorphy = adalah komponen jasmani sekunder yang kedua. Komponen ini menunjukkan sejauh manakah jasmani memiliki sifat yang biasanya terdapat pada jenis kelamin lawannya.
- Texture = komponen jasmani sekunder yang ketiga dan barangkali terpenting , ialah tampang (texture) yang dimaksudkan dengan bagaimana individu itu nampaknya keluar.
Konstansi
Somatotipe
Hal
yang membedakan ahli psikologi konstitusional satu sama lain adalah
sejauh mana klasifikasi dan pecandraan yang didasarkan atas
ukuran-ukuran obyektif daripada tubuh itu diharapkan tetap. Sheldon
berpendapat konstansi somatotipe itu membutuhkan adanya konstansi
dalam makanan dan tak adanya hal-hal yang patologis.
ANALISIS
TINGKAH LAKU (KEPRIBADIAN)
Walaupun
telah memiliki alat tetap untuk menilai aspek jasmaniah pada manusia,
namun ahli-ahli psikologi konstitusional harus membuat atau meminjam
metode lain untuk menilai tingkah laku apabila dia akan benar-benar
menyelidiki hubungan antara jasmania dan tingkah laku atau
kepribadian. Sheldon menduga bahwa meskipun nampaknya ada banyak
dimensi atau variable dalam tingkah laku namun pada dasarnya hanya
ada sejumlah kecil komponen dasar yang diharapkan akan menjadi dasar
tingkah laku yang Nampak kompleks itu.
Dimensi
temperamen
Cara
kerja Sheldon
- Sheldon mengumpulkan sifat-sifat yang telah terdapat di dapalam kepustakaan mengenai kepribadian. Dari penelitiannya ia mendapatkan 650 macam sifat. Kemudian sifat tersebut di reduksikan menjadi 50 sifat yang merupakan representasi dari semua sifat tersebut.
- Kemudian dicari kelompok sifat dengan pedoman : untuk masuk kedalam kelompok harus punya angka koreksi serendah-rendahnya 0,60 dan untuk masuk kedalam kelompok yang berbeda harus punya angka korelasi setinggi-tingginya 0,30. Dari cara tersebut didapat 3 kelompok komponen primer tempramen.
Komponen
primer pada tempramen
- Kelompok primer tempramen yang pertama disebut viscerotonia, karena kelompok sifat yang dicakupnya berhubungan dengan fungsi dan anatomi alat visceral/digestif. Sifat-sifatnya: sikapnya tidak tegang, suka hiburan, gemar makan-makan, tidurnya nyenyak, bila menghadapi kesukaran membutuhkan orang lain.
- Komponen primer kedua aadalah somatotonia, karena sifat-sifatyang dicakupnya berhubungan dengan dominasi dan anatomi struktur somatic. Sifat-sifatnya: sikapnya gagah, perkasa, kebutuhannya bergerak besar, suka berterus terang, suara lantang, nampaknya lebih dewasa dari sebenarnya.
- Komponen primer ketiga adalah cerebrotonia. Karena dikirakanbahwa aktivitas pokok adalah perhatian dengan sadar, serta inibisi teeerhadap gerakan-gerakan jasmaniah. Sifat-sifatnya: sikapnya kurang gagah atau ragu-ragu, reaksinya cepat, kurang berani bergaul dengan orang banyak, kurang berani berbicara didepan orang banyak, kebiasaannya tepat,hidup teratur, suara kurang bebas, tidur kurang nyenyak.
Ketiga
komponen tersebut merupakan Scale Of Tempramen, yang juga memiliki
skala 1-7. Dari sana dipandang dari segi tipologi Sheldon membedakan
adanya 3 tipe pokok tempramen yaitu:
- Viscerotonia
- Somatotonia
- Cerebrotonia
Hubungan
Antara Jasmani dan tingkah laku (tempramen)
Selama
lima tahun Sheldon mengadakan penelitian pada 200 subjek pria kulit
putih, terdiri atas mahasiswa. Subjek ini dinilai menurut berbagai
dimensi tempramen, setelah diadakan observasi dalam jangka waktu yang
lama. Kemudian somatotipe subjek itu ditetapkan menurut caranya.
Dan
terbukti bahwa penelitian Sheldon telah berhasil mengukuhkan harapan
para psikolog konstitusi bahwa memang ada kontinuitas antara aspek
jasmaniah individu atau tingkah laku. Besarnya korelasi yang didapat
antara komponen jasmani dan komponen tempramen ukup untuk memperkecil
arti korelasi yang dilaporkan dalam penelitian serupa yang berusaha
menyelidiki hubungan antara kepribadia dan factor lingkungan dan
pengalaman.
Hubungan
antara Jasmani dan Gangguan-gangguan Kejiwaan
Penyelidikan
Sheldon tidak hanya terbatas pada orang-orang yang normal saja,
tetapi meluas juga pada masalah-masalah ketidak normalan.
Hasil
penelitian mengenai ini (bersama-sama dengan with kart) diterbitkan
pada tahun 1948. Juga dalam penyelidikan mengenai gangguan-gangguan
kejiwaan ini Sheldon mengemukakan dimensi-dimensi.Sebagai hasil
ppenyelidikannya terhadap gangguan-gangguan kejiwaan selama beberapa
tahun Sheldon mengemukakan konsepsi tentang gangguan kejiwaan yang
terdiri dari tiga dimensi primer. Ketiga dimensi ini pada pokoknya
berhubungan dengan ketegori-kategori yang biasa digunakan dalam
diagnosis psikiatris.
Adapun
komponen-komponen psikistris itu adalah:
- Affetive, bentuknya yang ekstrem terdapat pada psikosis jenis manis depresif.
- Paranoid yang bentuk ekstremnya terdapat pada penderita psikosis jenis paranoid.
- Heboid, yang bentuk ekstrimnya terdapat pada penderita hebephrenia, suatu bentuk dari schizophrenia.
Sheldon
sendiri menyatakan, bahwa penyelidikan dalam lapangan ini harus masih
diuji tetapi cara yang dipakainya memberi harapan yang baik dimasa
depan.
Hubungan
antara Jasmani dan Kenakalan (Delinguency)
Dalam
lapangan ini Sheldon melakukan penyelidikan selama delapan tahun.
Yang diselidiki 400 pemuda (1939 sampai 1942) kemudian untuk
penyelidikan lanjutan diselidiki 200 orang diantara mereka. Mereka
diselidiki mengenai:
- Somatotipenya
- Komponen-komponen tempramenya
- Komponen-komponen psikiatrisnya
- Sejarah hidup, yang meliputi: Keadaan kecerdasan dan pendidikannya, Latar belakang keluarganya, riwayat pengobatan yang dialaminya, Kenakalan- kenakalanya, Tingkah lakunya yang khas.
Dari
penyelidikan-penyelidikan itu ternyata, bahwa pemuda-pemuda nakal itu
sebagian besar termasuk pada golongan mesomorph yang endomorphis.
BEBERAPA
PERUMUSAN TEORITIS
Perlu
sekali diingat, bahwa Sheldon bekerja secara induktif dan tidak
begitu mementingkan perumusan-perumusan teoritis dan sistematis. Dan
dengan jelas dia mengemukakan, bahwa walaupun dia tidak mempersoalkan
faktor lingkungan, itu tidak berarti dia menganggap bahwa lingkungan
tidak penting.
Dia
hanya ingin mengemukakan, bahwa faktor-faktor konstitusional yang
biasanya diabaikan dalam psikologi di Amerika Serikat itu juga
penting. Dalam hubungan dengan hal-hal diatas itu ada beberapa hal
teoritis yang perlu dikemukakan disini:
Faktor-faktor
yang menjadi perantara dalam hubungan antara jasmani dan tempramen
Disini
diterima adanya hubungan antara komponen-komponen jasmani dan
komponen-komponen tingkah laku. Hubungan ini dapat diterangkan dalam
berbagai cara:
- Individu yang memiliki tipe jasmani tertentu kiranya mendapatkan cara-cara bertingkah laku tertentu yang efektif, sedangkan individu yang bertipe jasmani lain akan harus menggunakan cara-cara bertingkah laku yang lain supaya dapat efektif. Konsepsi ini menunjukan bahwa sukses yang menyertai suatu cara bertingkah laku itu tidak hanya fungsi lingkungan tempat berlangsungnya tingkah laku itu saja, melainkan fungsi orang yang bertingkah laku itu.
- Kemungkinan lain ialah, bahwa hubungan antara jasmani dan tempramen diantarai oleh anggapan yang stereotipis yang ada dalam kebudayaan mengenai macam-macam tingkah laku yang seharusnya dilakukan oleh orang yang berbeda-beda tipe jasmaninya itu.
- Kemungkinan yang lain: pengalaman atau pengaruh lingkungan cenderung untuk menimbulkan tipe tubuh tertentu, ini selanjutnya akan menimbulkan kecendrungan tingkah laku tertentu.
- Kemungkinan keempat ialah: hubungan antara bentuk jasmani dan tingkah laku itu karna kerjasamanya faktor-faktor genetis.
Orientasi
biologistis dan genetis
Banyak
ahli-akli teori kepribadian meletakkan titik berat pendapatnya pada
segi-segi psikologis tingkah laku manusia, namun tidak banyak yang
metodenya menunjukan keselarasan dengan pangkal dugaan ini. Dalam
banyak hal, pendapat Sheldon dapat dianggap mementingkan
faktor-faktor biologis sebagai dasar tingkah laku manusia, dan ini
nampak juga dari usahanya untuk melakukan pengukuran-pengukuran
faktor-faktor biologis itu.
Tekanan
terhadap faktor organisasi dan medan
Walaupun
sheldon berhasil memisahkan dan mengukur dimensi-dimensi untuk
mencari tau tentang jasmani dan tempramen, namundia tidak yakin bahwa
penyelidikan dimensi itu satu persatu akan membawa hasil yang baik.
Menurut Sheldon pola hubungan antara berbagai variabel itu lebih
penting dari pada masing-masing komponen.
Perkembangan
Individu
Sheldon
mengatakan bahwa kejadian-kejadian tertentu pada masa kanak-kanak
mungkin berpengaruh terhadap penyesuaian diri pada masa dewasa.
Tetapi dia tidak menganggap bahwa kejadian-kejadian pada masa
kanak-kanak yang demikian itu memainkan peranan sebagai sebab.
Menurutnya hubungan antara kejadian-kejadian pada masa kanak-kanak
dan tingkah laku pada masa sebelumya itu merupakan refleksi daripada
faktor-faktor biologis yang bekerja secara tetap dalam jangka waktu
yang sama.
Proses
tak sadar
Menurut
Sheldon, jika individu itu lebih mengenal struktur tubuhnya serta
fungsi-fungsi biologisnya ia akan lebih memahami kekuatan-kekuatan
yang menggerakan tingkah lakunya. Sheldon menyatakan bahwa ketidak
sadaran adalah tubuh dan sebab mengapa begitu sukar orang menyatakan
ketidak sadaranya atau hal-hal yang terjadi didalam tubuhnya karna
bahasa tidak disusun secara sistematis untu mengatakan apa yang
sedang terjadi di dalam tubuh. Jadi dengan membuat somatotip itu dia
ingin mencapai apa yang diinginkan oleh ahli-ahli psikoanalisis
dengan jalan lebih langsung.
Daftar
Pustaka:
S.
Hall, Calvin dan Lindzey Gardner.(1993).Teori-Teori
Sifat dan Behavioristik.Yogyakarta.
Kanisius
Suryabrata,
Sumadi.(2007).Psikologi
Kepribadian.Jakarta.PT
Rajagrafindo Persada
William
C. Sheldon, M.d. Pathfinders
of the Heart: The History of Cardiology at the Cleveland Clinic
Carl
Ransom Rogers
Carl
Ransom Rogers lahir pada tanggal 8 Januari 1902 di Oak Park,
Illinios, Chicago. Rogers meninggal dunia pada tanggal 4 Pebruari
1987 karena serangan jantung.
Latar
belakang: Rogers adalah putra keempat dari enam bersaudara. Rogers
dibesarkan dalam keluarga yang berkecukupan dan menganut aliran
protestan fundamentalis yang terkenal keras, dan kaku dalam hal
agama, moral dan etika. Rogers terkenal sebagai seorang tokoh
psikologi humanis, aliran fenomenologis-eksistensial, psikolog klinis
dan terapis, ide – ide dan konsep teorinya banyak didapatkan dalam
pengalaman -pengalaman terapeutiknya.
Ide
pokok dari teori – teori Rogers yaitu individu memiliki kemampuan
dalam diri sendiri untuk mengerti diri, menentukan hidup, dan
menangani masalah – masalah psikisnya asalkan konselor menciptakan
kondisi yang dapat mempermudah perkembangan individu untuk
aktualisasi diri.
Menurut
Rogers motivasi orang yang sehat adalah aktualisasi diri.
Jadi
manusia yang sadar dan rasional tidak lagi dikontrol oleh peristiwa
kanak – kanak seperti yang diajukan oleh aliran freudian, misalnya
toilet trainning, penyapihan ataupun pengalaman seksual sebelumnya.
Rogers
lebih melihat pada masa sekarang, dia berpendapat bahwa masa lampau
memang akan mempengaruhi cara bagaimana seseorang memandang masa
sekarang yang akan mempengaruhi juga kepribadiannya. Namun ia tetap
berfokus pada apa yang terjadi sekarang bukan apa yang terjadi pada
waktu itu.
Aktualisasi
diri adalah proses menjadi diri sendiri dan mengembangkan sifat-sifat
dan potensi -potensi psikologis yang unik. Aktualisasi diri akan
dibantu atau dihalangi oleh pengalaman dan oleh belajar khususnya
dalam masa kanak – kanak. Aktualisasi diri akan berubah sejalan
dengan perkembangan hidup seseorang. Ketika mencapai usia tertentu
(adolensi) seseorang akan mengalami pergeseran aktualisasi diri dari
fisiologis ke psikologis.
Rogers
dikenal juga sebagai seorang fenomenologis, karena ia sangat
menekankan pada realitas yang berarti bagi individu. Realitas tiap
orang akan berbeda – beda tergantung pada pengalaman – pengalaman
perseptualnya. Lapangan pengalaman ini disebut denganfenomenal
field.
Rogers menerima istilah self
sebagai
fakta dari lapangan fenomenal tersebut.
Konsep
diri menurut Rogers adalah kesadaran batin yang tetap, mengenai
pengalaman yang berhubungan dengan aku dan membedakan aku dari yang
bukan aku.Konsep diri ini terbagi menjadi 2 yaitu konsep diri real
dan konsep diri ideal. Untuk menunjukkan apakah kedua konsep diri
tersebut sesuai atau tidak, Rogers mengenalkan 2 konsep lagi, yaitun
Incongruence dan Congruence. Incongruence adalah ketidakcocokan
antara self yang dirasakan dalam pengalaman aktual disertai
pertentangan dan kekacauan batin. Sedangkan Congruence berarti
situasi di mana pengalaman diri diungkapkan dengan seksama dalam
sebuah konsep diri yang utuh, integral, dan sejati.
Setiap
manusia memiliki kebutuhan dasar akan kehangatan, penghargaan,
penerimaan, pengagungan, dan cinta dari orang lain. Kebutuhan ini
disebut need
for positive regard,
yang terbagi lagi menjadi 2 yaitu conditional
positive regard (bersyarat)
danunconditional
positive regard (tak
bersyarat).
Rogers
menggambarkan pribadi yang berfungsi sepenuhnya adalah pribadi yang
mengalami penghargaan positip tanpa syarat. Ini berarti dia dihargai,
dicintai karena nilai adanya diri sendiri sebagai person sehingga ia
tidak bersifat defensif namun cenderung untuk menerima diri dengan
penuh kepercayaan.
Lima
sifat khas orang yang berfungsi sepenuhnya (fully
human being):
1.
Keterbukaan pada pengalaman
Orang
yang berfungsi sepenuhnya adalah orang yang menerima semua pengalaman
dengan fleksibel sehingga selalu timbul persepsi baru. Dengan
demikian ia akan mengalami banyak emosi (emosional) baik yang positip
maupun negatip.
2.
Kehidupan Eksistensial
Kualitas
dari kehidupan eksistensial dimana orang terbuka terhadap
pengalamannya sehingga ia selalu menemukan sesuatu yang baru, dan
selalu berubah dan cenderung menyesuaikan diri sebagai respons atas
pengalaman selanjutnya.
3.
Kepercayaan terhadap organisme orang sendiri
Pengalaman
akan menjadi hidup ketika seseorang membuka diri terhadap pengalaman
itu sendiri. Dengan begitu ia akan bertingkah laku menurut apa yang
dirasanya benar (timbul seketika dan intuitif) sehingga ia dapat
mempertimbangkan setiap segi dari suatu situasi dengan sangat baik.
4.
Perasaan Bebas
Orang
yang sehat secara psikologis dapat membuat suatu pilihan tanpa adanya
paksaan – paksaan atau rintangan – rintangan antara alternatif
pikiran dan tindakan. Orang yang bebas memiliki suatu perasaan
berkuasa secara pribadi mengenai kehidupan dan percaya bahwa masa
depan tergantung pada dirinya sendiri, tidak pada peristiwa di masa
lampau sehingga ia dapat meilhat sangat banyak pilihan dalam
kehidupannya dan merasa mampu melakukan apa saja yang ingin
dilakukannya.
5.
Kreativitas
Keterbukaan
diri terhadap pengalaman dan kepercayaan kepada organisme mereka
sendiri akan mendorong seseorang untuk memiliki kreativitas dengan
ciri – ciri bertingkah laku spontan, tidak defensif, berubah,
bertumbuh, dan berkembang sebagai respons atas stimulus-stimulus
kehidupan yang beraneka ra
Kelemahan
atau kekurangan pandangan Rogers terletak pada perhatiannya yang
semata – mata melihat kehidupan diri sendiri dan bukan pada bantuan
untuk pertumbuhan serta perkembangan orang lain. Rogers berpandangan
bahwa orang yang berfungsi sepenuhnya tampaknya merupakan pusat dari
dunia, bukan seorang partisipan yang berinteraksi dan bertanggung
jawab di dalamnya.
Selain
itu gagasan bahwa seseorang harus dapat memberikan respons secara
realistis terhadap dunia sekitarnya masih sangat sulit diterima.
Semua orang tidak bisa melepaskan subyektivitas dalam memandang dunia
karena kita sendiri tidak tahu dunia itu secara obyektif.
Rogers
juga mengabaikan aspek – aspek tidak sadar dalam tingkah laku
manusia karena ia lebih melihat pada pengalaman masa sekarang dan
masa depan, bukannya pada masa lampau yang biasanya penuh dengan
pengalaman traumatik yang menyebabkan seseorang mengalami suatu
penyakit psikologis.
Teori
Rogers ini memang sangat populer dengan masyarakat Amerika yang
memiliki karakteristik optimistik dan independen karena Rogers
memandang bahwa pada dasarnya manusia itu baik, konstruktif dan akan
selalu memiliki orientasi ke depan yang positip. Pertanyaannya yaitu
: Apakah teori ini juga akan sama efektifnya jika diaplikasikan pada
masyarakat dengan budaya, dan struktur sosial serta sistem
kemasyarakatan yang berbeda dengan Amerika?
Referensi:Schultz,
Duane. Psikologi
Pertumbuhan: Model – Model Kepribadian Sehat.
Jogjakarta: Kanisius, 1991.
