Minggu, 21 April 2013


TUGAS 2 KESEHATAN MENTAL

TIARA OKTARITNA
17511103
2PA06












Universitas Gunadarma
2013

Alfred Adler


Adler lahir pada tanggal 7 februari 1870 di Rudolfsheim, sebuah desa dekat Wina. Ia merupakan anak kedua daripada 6 adik-beradik. Beliau mempunyai seorang kakak laki-laki yang bernama Sigmund. Semenjak dari kecil, Adler sering dibanding-bandingkan dengan abiliti kakak laki-laki sulungnya. Adler berasa cemburu dengan abangnya yang sentiasa dibanggakan dalam pencapaian prestasi. Lagipula, Adler tidak mampu untuk bergiat aktif sepertimana kakaknya, Sigmund karena beliau telah didiagnosa menghidap penyakit Pneumonia ketika berumur baru 5 tahun. Lebih menyedihkan, doktor pula mengesahkan penyakit Adler adalah kronik dan sukar dirawat.
Menurut Adler, masalah dalam kehidupan selalu bersifat sosial. Fungsi yang sehat bukan hanya mencintai dan bekerja, melainkan merasakan kebersamaan dengan orang lain dan mempedulikan kesehjateraan mereka. Beberapa prinsip penting dalam teori Adler adalah sebagai berikut:
1. Setiap orang berjuang untuk mencapai superioritas atau kompetensi personal
2. Setiap orang mengembangkan gaya hidup dan rencana hidup yang sebagian disadar atau direncanakan dan sebagian tidak disadari.
a. Gaya hidup seseorang mengindikasikan pendekatan yang konsisten pada banyak situasi.
b. Rencana hidup dikembangkan berdasarkan pilihan seseorang dan mengarah pada tujuan yang diperjuangkan seseorang untuk dicapai
3. Kualitas kepribadian yang sehat adalah kapasitas untuk mencapai “fellow feeling” atau Gemeinschaftgefuhli, yang fokus pada kesehjateraan orang lain. Adler menyebunya minat sosial.
4. Ego merupakan bagian dari jiwa yang kreatif. Menciptakan realitas baru melalui proses menyusun tujuan dan membawanya pada suatu hasil, disebut dengan fictional goals.
Inferioriy dan Superiority
Manusia dimotivasi oleh adanya dorongan utama, yaitu mengatasi perasaan inferior dan menjadi superior. Dengan demikian perilaku kita dijelaskan berdasarkan tujuan dan ekspentasi akan masa depan. Inferioritas berarti merasa lemah dan tidak memiliki keterampilan untuk menghadapi tugas atau keadaan yang harus diselesaikan. Hal itu tidak berarti rendah diri terhadap orang lain dalam pengertian yang umum, meskipun ada unsur membandingkan kemampuan diri dengan kemampuan orang lain yang lebih matang dan berpengalaman. Sedangkan superiority bukan berarti lebih baik dibandingkan dengan orang lain, melainkan secara berkelanjutan mencoba untuk menjadi lebih baik, untuk menjadi semakin dekat dengan tujuan ideal seseorang.
Beberapa keadaan khusus seperti dimanja dan ditolak, mungkin dapat membuat seseorang mengembangkan inferiority complex atau superiority complex. Dua kompleks tersebut berhubungan erat. Superiority complex selalu menyembunyikan atau bentuk kompensasi dari inferior. Sedangkan inferiority complex menyembunyikan perasaan superior. Adler meyakini bahwa motif utama setiap orang adalah untuk menjadi kuat, kompeten, berprestasi dan kreatif.
Social Interest
Social interest merupakan bentuk kepedulian atas kesehjateraan orang lain yang berkelanjutan sepanjang kehidupan untuk mengarahkan perilaku seseorang. Meskipun minat sosial dilahirkan, tetapi menurut Adler terlalu lemah atau kecil untuk dapat berkembang dengan sendirinya. Oleh karena itu menjadi tugas Ibu, yang menjadi orang pertama dalam pengalaman seorang anak, untuk mengembangkan potensi tersebut. Apabila ibu tidak dapat membantu anak untuk memperluas minat sosialnya, maka anak akan cenderung tidak memiliki kesiapan ketika menghadapi masalah dalam lingkungan sosialnya.
Minat sosial memungkinkan seseorang untuk berjuang mencapai superior dengan cara yang sehat dan kurangnya minat sosial tersebut dapat mengarahkan pada fungsi yang maladaptif. Semua kegagalan seperti neurotik, psikotik, pemabuk, anak yang bermasalah dan lainnya disebabkan kurangnya memiliki minat sosial mereka mengatasi masalah pekerjaan, persahabatan dan seks tanpa memiliki keyakinan bahwa hal tersebut dapat diselesaikan dengan cara kerja sama. Makna yang diberikan pada kehidupan lebih bernilai pribadi. Tidak ada orang lain yang mendapatkan keuntungan dengan tercapainya tujuan mereka. Tujuan keberhasilan merupakan merasakan superioritas personal dan hanya berarti untuk diri mereka sendiri. Sebagai manusia yang sehat, maka pada waktu yang bersamaan ia akan berjuang mencapai superior dengan membantu orang lain mencapai tujuan mereka.
Style of Life
Melalui konsep gaya hidup, Adler menjelaskan keunikan manusia. Setiap manusia memiliki tujuan, perasaan inferior, berjuang menjadi superior dan dapat mewarnai atau tidak mewarnai usaha mencapai superioritasnya itu dengan minat sosial. Akan tetapi, setiap manusia melakukannya dengan cara yang berbeda. Gaya hidup merupakan cara unik dari setiap orang dalam mencapai tujuan khusus yang telah ditentukan dalam lingkungan hidup tertentu, di tempat orang tersebut berada. Gaya hidup berdasarkan atas makna yang seseorang berikan mengenai kehidupannya atau interpretasi unik seseorang mengenai inferioritasnya, setiap orang akan mengatur kehidupannya masing-masing unuk mencapai tujuan akhirnya dan mereka berjuang untuk mencapai hal tersebut.
Gaya hidup terbentuk pada usia 4-5 tahun dan tidak hanya ditentukan oleh kemampuan intrinsik (hereditas) dan lingkungan objektif, melainkan dibentuk oleh persepsi dan interpretasinya mengenai kedua hal tersebut. Seorang anak tidak memandang suatu situasi sebagaimana adanya, melainkan dipengaruhi oleh prasangka dan minatnya dirinya.
Adler’s typology of personality
Adler mengembangkan teori mengenai tipe kepribadian berdasakan derajat minat sosial dan aktivitas yang dimiliki seseorang, hal yang terpenting bagi Adler bukanlah bagaimana seseorang mengatasi perasaan inferioritasnya, melainkan sejauhmana seseorang mengembangkan gaya hidup yang konstruktif dibandingkan yang destruktif. Sejauhmana empati dan minat sosial dari masing-masing tipe. Kapasitas untuk berempati merupakan hal yang penting dalam kehidupan.
Berikut adalah 4 tipe berdasarkan tipologi ini:
1. The Rulling-dominant Type: asertif, agresif fdan aktif. Ia memanipulasi dan menghadapi situasi kehidupan dan orang-orang didalamnya, tingkat aktivitasnya tinggi tetapi dikombinasikan denan minat sosial yang minimal. Aktivitas yang dilakukan dapat mengarah pada perilaku antisosial.
2. The Getting-Leaning Type: mengharapkan orang lain memenuhi kebutuhannya dan mendukung minatnya, bergantung pada orang lain. Merupakan kombinasi antara minat sosial yang rendah dan tingkat aktivitas yang rendah.
3. The Avoidant Type: menarik diri dari permasalahan. Menghadapi suatu tugas dengan cara menghindar. Memiliki minat sosail yang rendah dan tingkat aktivitas yang sangat rendah.
4. The Society Useful Type: Merupakan tipe yang paling sehat. Memiliki penilaian yang realistik atas masalah yang dihadapi. Memiliki orientasi sosial dan bekerjasama dengan orang lain untuk mengahadapi tugas kehidupan. Merupakan kombinasi antara tingat aktivitas dan minat sosial yang tinggi.
Neurotic Safeguarding Strategies
Semua orang neurotik menciptakan pengamanan atas harga dirinya, seperti defense mechanism menurut Freud. Pengamanan tersebut merupakan perlindungan terhadap self atau ego dari pengaruh luar, biasanya interpersonal, ancaman. Terdapat 3 strategi pengamanan, yaitu:
1. Excuses atau strategi rasionalisasi
Seseorang mencoba untuk membebaskan dirinya dari tuntutan umum kehidupan dengan cara menekankan pada simtom neurotiknya, simtom neurotik digunakan sebagai alasan untuk melarikan diri dari tuntutan kehidupan sehingga tidak menunjukkan yang terbaik. Seseorang merasa aman karena adanya kebebasan untuk tidak melakukan yang terbaik dari tuntutannya yang kurang terhadap perkembangan diri.
2. aggressive Strategies
a. Depreciation: kecenderungan merendahkan orang lain sehingga orang tersebut tidak terlihat superior sebagai ancaman, melebihkan penilaian diri dalam hubungannya dengan orang lain. Strategi untuk mencapai superior dengan membuat orang lain merasa inferior.
b. Accusation: perasaan tidak disadari yang menyalahkan orang lain atas perasaan inferior dan frustasi yang dialami. Mengarah pada ekspresi langsung kemarahan
c. Self-accusation: menyalahkan diri sendiri atas ketidakberuntungan yang dialami. Hal itu dilakukan dengan cara yang dapat menarik perhatian, simpati atau bantuan dari orang lain.
3. Distancing Strategies
Melindungi harga diri dengan membatasi keterlibatan dalam kehidupan dan menghindari tantangan yang memungkinkan adanya resiko kegagalan.
a. Moving backward: adanya konflik mendasar dimana seseorang menginginkan kesuksesan dan menghindari kegagalan. Pada akhirnya orang tersebut memiliki motivasi untuk tidak melakukan apapun atau kembali pada tahap perkembangan yang kurang mencerminkan kecemasan.
b. Standing Still: seseorang tidak melakukan apapun dalam taraf yang lebih dramatis. Ia menolak tanggung jawab yang memungkinkan adanya evaluasi. Melindungi diri dari kegagalan dengan tidak melakukan apapun.
c. Hesitation: secara tidak sadar menciptakan kesulitan pada diri dan juga menciptakan cara untuk tidak mengatasinya sehingga menjadi simtom neurotik. Mengulur waktu sehingga masalah tidak perlu lagi dihadapi.
d. Construction of obstacles: bentuk pengecualian karena seseorang melihat masalah yang mungkin dapat mencegahnya untuk menunjukkan usaha yang lebih besar sehingga dapat melindungi harga dirinya.
Faulty Life-styles
Gaya hidup yang maladaptif merupakan hasil dari tiga kondisi, yaitu cacat fisik, gaya hidup dimanja dan gaya hidup diabaikan. Anak dengan cacat fisik cenderung memilki perasaan tidak adekuat dalam memenuhi tugas dalam hidupnya. Pengertian dari orangtua dapat membantu anaknya untuk mengembangkan kekuatan untuk mengkompensasikan kelemahannya itu. Anak yang dimanja gagal untuk mengembangkan minat sosial dan memenuhi harapan sosial. Ia memiliki kebutuhan untuk menerima tanpa memberi, anak akan sedikit atau tidak melakukan sesuatu untuk orang lain dan memanipulasi orang lain untk memuaskan kebutuhannya. Sedangkan anak yang diabaikan dapat menjadi musuh di lingkungannya dan didominasi oleh kebutuhan untuk balas dendam.
Penelitian Khas Adler mengenai Urutan Kelahiran Sejalan dengan perhatian Adler terhadap penentu sosial kepribadian, ia mengamati bahwa kepribadian anak sulung, anak tengah, dan anak bungsu dalam satu keluarga akan berlainan.
1. Anak Pertama
Menurut Adler, anak pertama memiliki posisi yang unik, yaitu sebagai anak satu-satunya pada suatu waktu, dan kemudian mengalami pergeseran status ketika anak kedua lahir. Anak pertama awalnya mendapatkan perhatian utuh sampai terbagi saat adiknya lahir. Peristiwa tersebut mengubah situasi dan pandangan anak pertama terhadap dunia. Bila anak pertama berusia lebih tua 3 tahun atau lebih ketika memiliki adik, maka biasanya akan merasa permusuhan dan kebencian terhadap adiknya.
2. Anak Tengah
Ciri anak tengah adalah ambisius. Ia selalu berusaha melebihi kakaknya dan cenderung memberontak atau iri hati. Tetapi pada umumnya ia dapat menyesuaikan diri dengan lebih baik.
3. Anak Bungsu
Anak bungsu adalah anak yang dimanjakan. Sama seperti anak sulung, kemungkinan ia akan menjadi anak yang bermasalah dan menjadi orang dewasa yang neurotik dan tidak mampu menyesuaikan diri.
4. Anak Kedua
Sifat anak ini selalunya lebih agresif berbanding dengan anak sulong. Dia selalu dibantu dalam banyak perkara dan sentiasa ada penyokong di belakang kejayaannya –sama ada ibu, bapa atau kakak atau abangnya. Dia turut mempunyai daya saing yang lebih tinggi dan sering kali berlumba- lumba untuk menjadi yang lebih baik daipada adik- beradiknya yang lain. Anak kedua boleh menjadi seorang yang degil atau cuba dilihat menyerlah daripada orang lain dalam apa- apa perkara.
5. Anak Kembar
Salah satu daripada pasangan kembar ini akan bersifat lebih agresif, cerdas, dan aktif. Maka, ibu bapa mereka cenderung melihat salah seorang daripada mereka adalah kakak atau kakak laki-lakinya kepada yang satu lagi. Anak kembar boleh mengalami masalah ketidaktentuan identiti. Pasangan kembar yang lebih menyerlah akan menjadi ketua dan model kepada pasangannya yang lebih lemah dan pasif.
Sumber: Hall, Calvin S. & Gardner Lindzey. (!985). Intoduction to Theories Personality. New York: John Wiley and Sons Inc.





William H. Sheldon

W.H Sheldon, nama lengkapnya adalah William H. Sheldon, PhD, MD, dilahirkan pada tahun 1899 di Warwick, Rhode Island. W.H Sheldon dibesarkan dalam keluarga pertanian, tetapi dalam sejarah, dia tercatat dan memiliki pengaruh besar tentang padangan-pandangan terhadap manusia.
W.H Sheldon pernah mengenyam pendidikan dibeberapa tempat, diantaranya, public school, Brown University dan mendapat gelar B.A (1919). Kemudian di universitas Colorado mendapatkan gelar M.A serta gelar Ph.D dalam psikologi di Universitas Chicago. Kemudian pada tahun 1924-1926 menjadi instruktur dalam psikologi di universitas tersebut. Tahun 1926-1927 ia menjadi guru besar pembantu di Universitas Wisconsin. Sheldon sempat melanjutkan pendidikannya dengan bantuan beasiswa untuk mempelajari psikiatri selama 2 tahun. Sebagian waktunya ia habiskan untuk belajar pada C.G. Jung di Zurich dan juga pada kretschmer.
Setelah ia kembali ke Amerika Serikat, Sheldon diangkat menjadi guru besar psikologi di Universitas Chicago. Tahun 1938 ia pindah ke Harvard sampai pecah perang dunia II. Pada tahun 1947, Sheldon di angkat menjadi direktur Laboratorium Konstitusi pada College of Physicia and surgeons, Un Columbia.
Dilihat dari tulisan-tulisan dari Sheldon terlihat pengaruh-pengaruh dari ahli-ahli konstitusional yang terdahulu terutama Kretschmer dan Viola. Selanjutnya juga terdapat pengaruh Freud dan Jung. Dalam teori Sheldon dapat dikemukakan bahwa struktur jasmani merupakan yang utama berpengaruh terhadap tingkah laku manusia. Adapun yg menjadi landasan sikapnya yan lebih mementingkan jasmani beserta pengukuran-pengukuranya itu ialah keyakinan yang kuat, bahwa factor-faktor keturunan sangat penting dalam menentukan tingkah laku.
Pokok-Pokok Teori Seldon
STRUKTUR TUBUH (JASMANI)
Sheldon menentukan dan memberikan ukuran-ukuran daripada komponen-komponen jasmaniah manusia. Sheldon tidak hanya ngin mendapatkan kategori untuk klasifikasi dan deskripsi tubuh manusia saja, tetapi tujuannya untuk mendapatkan apa yang disebut biological identification tag. Sheldon berpendapat bahwa factor-faktor genetis memiliki peran untuk perkembangan individu dan orang mungkin mendapatkan representasi daripada faktor-faktor tersebut melalui sejumlah pengukuran yang didasarkan pada jasmani. Dalam pandangan Sheldon ada suatu struktur biologis hipotesis , yaitu morphogenotipe yang menjadi dasar jasmani yang Nampak, dan yang memainkan peranan penting tidak saja dalam menentukan perkembangan jasmani tetapi juga dalam pembentukan tingkah laku. Somatotipe merupakan suatu usaha untuk mengukur morphogenotipe itu walaupun harus bekerja dengan cara tidak langsung terutama bersandar kepada pengukur jasmaniah.
Disini akan dibicarakan cara pendekatan Sheldon untuk mengukur aspek jasmaniah individu, dan selanjutnya di kaji usahanya untuk menentukan komponen penting yang menjadi dasar tingkah laku manusia.
DIMENSI-DIMENSI JASMANIAH
Sheldon membuat foto-foto tubuh dari depan dan dari samping dengan cara yang di standarisasikan , cara ini disebutnya somatotype performance test. Pertama-tama Sheldon mengumpulkan 4000 foto mahasiswa laki-laki. Foto tersebut diperiksa dan diteliti oleh sejumlah penilai yang ingin mendapatkan variable pokok yang merupakan dasar daripada variasi jasmani. Apabila suatu sifat di anggap merupakan komponen pokok, maka dinilai dengan criteria berikut ini:
  1. Mungkinkah menentukan kedudukan keempat ribu orang dengan sifat-sifat tersebut?
  2. Dapatkah penilai-penilai tersebut mencapai persesuaian dalam menentukan kedudukan jasmani atas dasar sifat-sifat tersebut?
  3. Mungkinkah mempertimbangkan variable itu dalam kombinasi dengan variable lain yang telah ditentukan terlebih dahulu?
Komponen jasmani primer
Setelah dinilai dan diteliti, Sheldon dan para pembantunya menyimpulkan bahwa ada 3 komponen atau dimensi jasmaniah yang menjadi inti dari teknik pengukuran struktur tubuh yaitu:
  • Endomorphy
  • Mesomorphy
  • Ectomorphy
Istilah tersebut dihubungkan dengan 3 lapisn pembentuk foetus manusia yaitu endoderm,mesoderm dan ectoderm. Dengan demikian maka Sheldon menguraikan 3 pokok jasmani manusia yaitu:
  1. Endomorph (komponen endomorph dominant)
  2. Mesomorph (komponen mesomorphy dominant)
  3. Ectomorph (komponen ectomorphy dominant)
Tipe endomorph
Ditandai dengan alat-alat dalam dan seluruh disgetif memegang peranan terpenting. Nampaknya keluar : lembut, gemuk, berat badan relative rendah
Tipe mesomorph
Ditandai dengan otot-otot, pembuluh darah, jantung dominant. Nampaknya dari luar kokoh, keras, otot kelihatan bersegi-segi, tahan sakit.
Tipe ectomorph
Ditandai dengan kulit, system syaraf memainkan peranan penting. Nampaknya dari luar : jangkung, dada kecil, pipi, lemah,otot2 hampir tidak berkembang.
Keempat ribu orang tersebut diukur dengan teliti di atas dasar ketiga komponen pokok. Kemudian sematotipe individu menggambarkan keadaan tubunya dengan angka 3 deret yang menunjukkan 3 komponen tadi. Angka-angka tersebut bergerak dari angka 1 sampai 7, angka 1 merupakan nilai paling rendah dan angka 7 menjadi angka yang paling tinggi. Jika hasilnya 711 maka itu berarti individu tersebut memiliki komponen endomorph tinggi dibanding 2 komponen lainnya.
Sheldon mengatakan bahwa apabila orang mau benar-benar memperoleh perkiraan yang sebaik-sebaiknya tentang morphogenotipesecara ideal, dia tidak hanya cukup hanya menyelidiki individu itu sepanjang sejarah hidupnya, melainkan juga nenek moyang dan keturunannya. Selanjutnya foto individu tersebut harus dibuat berturut-turut secara periodic. Tentu saja apa yang pernah di capai bukanlah sematotipe yang ideal itu.
Komponen jasmani sekunder
Tiga komponen jasmani sekunder adalah:
  1. Dysplasia = istilah ini di pakai Sheldon untuk menunjukkan setiap ketidaktepatan dan ketidak lengkapan campuran ketiga komponen primer itu pada berbagai daerah pada tubuh
  2. Gynandromorphy = adalah komponen jasmani sekunder yang kedua. Komponen ini menunjukkan sejauh manakah jasmani memiliki sifat yang biasanya terdapat pada jenis kelamin lawannya.
  3. Texture = komponen jasmani sekunder yang ketiga dan barangkali terpenting , ialah tampang (texture) yang dimaksudkan dengan bagaimana individu itu nampaknya keluar.
Konstansi Somatotipe
Hal yang membedakan ahli psikologi konstitusional satu sama lain adalah sejauh mana klasifikasi dan pecandraan yang didasarkan atas ukuran-ukuran obyektif daripada tubuh itu diharapkan tetap. Sheldon berpendapat konstansi somatotipe itu membutuhkan adanya konstansi dalam makanan dan tak adanya hal-hal yang patologis.
ANALISIS TINGKAH LAKU (KEPRIBADIAN)
Walaupun telah memiliki alat tetap untuk menilai aspek jasmaniah pada manusia, namun ahli-ahli psikologi konstitusional harus membuat atau meminjam metode lain untuk menilai tingkah laku apabila dia akan benar-benar menyelidiki hubungan antara jasmania dan tingkah laku atau kepribadian. Sheldon menduga bahwa meskipun nampaknya ada banyak dimensi atau variable dalam tingkah laku namun pada dasarnya hanya ada sejumlah kecil komponen dasar yang diharapkan akan menjadi dasar tingkah laku yang Nampak kompleks itu.
Dimensi temperamen
Cara kerja Sheldon
  1. Sheldon mengumpulkan sifat-sifat yang telah terdapat di dapalam kepustakaan mengenai kepribadian. Dari penelitiannya ia mendapatkan 650 macam sifat. Kemudian sifat tersebut di reduksikan menjadi 50 sifat yang merupakan representasi dari semua sifat tersebut.
  2. Kemudian dicari kelompok sifat dengan pedoman : untuk masuk kedalam kelompok harus punya angka koreksi serendah-rendahnya 0,60 dan untuk masuk kedalam kelompok yang berbeda harus punya angka korelasi setinggi-tingginya 0,30. Dari cara tersebut didapat 3 kelompok komponen primer tempramen.
Komponen primer pada tempramen
  1. Kelompok primer tempramen yang pertama disebut viscerotonia, karena kelompok sifat yang dicakupnya berhubungan dengan fungsi dan anatomi alat visceral/digestif. Sifat-sifatnya: sikapnya tidak tegang, suka hiburan, gemar makan-makan, tidurnya nyenyak, bila menghadapi kesukaran membutuhkan orang lain.
  2. Komponen primer kedua aadalah somatotonia, karena sifat-sifatyang dicakupnya berhubungan dengan dominasi dan anatomi struktur somatic. Sifat-sifatnya: sikapnya gagah, perkasa, kebutuhannya bergerak besar, suka berterus terang, suara lantang, nampaknya lebih dewasa dari sebenarnya.
  3. Komponen primer ketiga adalah cerebrotonia. Karena dikirakanbahwa aktivitas pokok adalah perhatian dengan sadar, serta inibisi teeerhadap gerakan-gerakan jasmaniah. Sifat-sifatnya: sikapnya kurang gagah atau ragu-ragu, reaksinya cepat, kurang berani bergaul dengan orang banyak, kurang berani berbicara didepan orang banyak, kebiasaannya tepat,hidup teratur, suara kurang bebas, tidur kurang nyenyak.
Ketiga komponen tersebut merupakan Scale Of Tempramen, yang juga memiliki skala 1-7. Dari sana dipandang dari segi tipologi Sheldon membedakan adanya 3 tipe pokok tempramen yaitu:
  • Viscerotonia
  • Somatotonia
  • Cerebrotonia
Hubungan Antara Jasmani dan tingkah laku (tempramen)
Selama lima tahun Sheldon mengadakan penelitian pada 200 subjek pria kulit putih, terdiri atas mahasiswa. Subjek ini dinilai menurut berbagai dimensi tempramen, setelah diadakan observasi dalam jangka waktu yang lama. Kemudian somatotipe subjek itu ditetapkan menurut caranya.
Dan terbukti bahwa penelitian Sheldon telah berhasil mengukuhkan harapan para psikolog konstitusi bahwa memang ada kontinuitas antara aspek jasmaniah individu atau tingkah laku. Besarnya korelasi yang didapat antara komponen jasmani dan komponen tempramen ukup untuk memperkecil arti korelasi yang dilaporkan dalam penelitian serupa yang berusaha menyelidiki hubungan antara kepribadia dan factor lingkungan dan pengalaman.
Hubungan antara Jasmani dan Gangguan-gangguan Kejiwaan
Penyelidikan Sheldon tidak hanya terbatas pada orang-orang yang normal saja, tetapi meluas juga pada masalah-masalah ketidak normalan.
Hasil penelitian mengenai ini (bersama-sama dengan with kart) diterbitkan pada tahun 1948. Juga dalam penyelidikan mengenai gangguan-gangguan kejiwaan ini Sheldon mengemukakan dimensi-dimensi.Sebagai hasil ppenyelidikannya terhadap gangguan-gangguan kejiwaan selama beberapa tahun Sheldon mengemukakan konsepsi tentang gangguan kejiwaan yang terdiri dari tiga dimensi primer. Ketiga dimensi ini pada pokoknya berhubungan dengan ketegori-kategori yang biasa digunakan dalam diagnosis psikiatris.
Adapun komponen-komponen psikistris itu adalah:
  1. Affetive, bentuknya yang ekstrem terdapat pada psikosis jenis manis depresif.
  2. Paranoid yang bentuk ekstremnya terdapat pada penderita psikosis jenis paranoid.
  3. Heboid, yang bentuk ekstrimnya terdapat pada penderita hebephrenia, suatu bentuk dari schizophrenia.
Sheldon sendiri menyatakan, bahwa penyelidikan dalam lapangan ini harus masih diuji tetapi cara yang dipakainya memberi harapan yang baik dimasa depan.
Hubungan antara Jasmani dan Kenakalan (Delinguency)
Dalam lapangan ini Sheldon melakukan penyelidikan selama delapan tahun. Yang diselidiki 400 pemuda (1939 sampai 1942) kemudian untuk penyelidikan lanjutan diselidiki 200 orang diantara mereka. Mereka diselidiki mengenai:
  • Somatotipenya
  • Komponen-komponen tempramenya
  • Komponen-komponen psikiatrisnya
  • Sejarah hidup, yang meliputi: Keadaan kecerdasan dan pendidikannya, Latar belakang keluarganya, riwayat pengobatan yang dialaminya, Kenakalan- kenakalanya, Tingkah lakunya yang khas.
Dari penyelidikan-penyelidikan itu ternyata, bahwa pemuda-pemuda nakal itu sebagian besar termasuk pada golongan mesomorph yang endomorphis.
BEBERAPA PERUMUSAN TEORITIS
Perlu sekali diingat, bahwa Sheldon bekerja secara induktif dan tidak begitu mementingkan perumusan-perumusan teoritis dan sistematis. Dan dengan jelas dia mengemukakan, bahwa walaupun dia tidak mempersoalkan faktor lingkungan, itu tidak berarti dia menganggap bahwa lingkungan tidak penting.
Dia hanya ingin mengemukakan, bahwa faktor-faktor konstitusional yang biasanya diabaikan dalam psikologi di Amerika Serikat itu juga penting. Dalam hubungan dengan hal-hal diatas itu ada beberapa hal teoritis yang perlu dikemukakan disini:
Faktor-faktor yang menjadi perantara dalam hubungan antara jasmani dan tempramen
Disini diterima adanya hubungan antara komponen-komponen jasmani dan komponen-komponen tingkah laku. Hubungan ini dapat diterangkan dalam berbagai cara:
  1. Individu yang memiliki tipe jasmani tertentu kiranya mendapatkan cara-cara bertingkah laku tertentu yang efektif, sedangkan individu yang bertipe jasmani lain akan harus menggunakan cara-cara bertingkah laku yang lain supaya dapat efektif. Konsepsi ini menunjukan bahwa sukses yang menyertai suatu cara bertingkah laku itu tidak hanya fungsi lingkungan tempat berlangsungnya tingkah laku itu saja, melainkan fungsi orang yang bertingkah laku itu.
  2. Kemungkinan lain ialah, bahwa hubungan antara jasmani dan tempramen diantarai oleh anggapan yang stereotipis yang ada dalam kebudayaan mengenai macam-macam tingkah laku yang seharusnya dilakukan oleh orang yang berbeda-beda tipe jasmaninya itu.
  3. Kemungkinan yang lain: pengalaman atau pengaruh lingkungan cenderung untuk menimbulkan tipe tubuh tertentu, ini selanjutnya akan menimbulkan kecendrungan tingkah laku tertentu.
  4. Kemungkinan keempat ialah: hubungan antara bentuk jasmani dan tingkah laku itu karna kerjasamanya faktor-faktor genetis.
Orientasi biologistis dan genetis
Banyak ahli-akli teori kepribadian meletakkan titik berat pendapatnya pada segi-segi psikologis tingkah laku manusia, namun tidak banyak yang metodenya menunjukan keselarasan dengan pangkal dugaan ini. Dalam banyak hal, pendapat Sheldon dapat dianggap mementingkan faktor-faktor biologis sebagai dasar tingkah laku manusia, dan ini nampak juga dari usahanya untuk melakukan pengukuran-pengukuran faktor-faktor biologis itu.
Tekanan terhadap faktor organisasi dan medan
Walaupun sheldon berhasil memisahkan dan mengukur dimensi-dimensi untuk mencari tau tentang jasmani dan tempramen, namundia tidak yakin bahwa penyelidikan dimensi itu satu persatu akan membawa hasil yang baik. Menurut Sheldon pola hubungan antara berbagai variabel itu lebih penting dari pada masing-masing komponen.
Perkembangan Individu
Sheldon mengatakan bahwa kejadian-kejadian tertentu pada masa kanak-kanak mungkin berpengaruh terhadap penyesuaian diri pada masa dewasa. Tetapi dia tidak menganggap bahwa kejadian-kejadian pada masa kanak-kanak yang demikian itu memainkan peranan sebagai sebab. Menurutnya hubungan antara kejadian-kejadian pada masa kanak-kanak dan tingkah laku pada masa sebelumya itu merupakan refleksi daripada faktor-faktor biologis yang bekerja secara tetap dalam jangka waktu yang sama.
Proses tak sadar
Menurut Sheldon, jika individu itu lebih mengenal struktur tubuhnya serta fungsi-fungsi biologisnya ia akan lebih memahami kekuatan-kekuatan yang menggerakan tingkah lakunya. Sheldon menyatakan bahwa ketidak sadaran adalah tubuh dan sebab mengapa begitu sukar orang menyatakan ketidak sadaranya atau hal-hal yang terjadi didalam tubuhnya karna bahasa tidak disusun secara sistematis untu mengatakan apa yang sedang terjadi di dalam tubuh. Jadi dengan membuat somatotip itu dia ingin mencapai apa yang diinginkan oleh ahli-ahli psikoanalisis dengan jalan lebih langsung.

Daftar Pustaka:
S. Hall, Calvin dan Lindzey Gardner.(1993).Teori-Teori Sifat dan Behavioristik.Yogyakarta. Kanisius
Suryabrata, Sumadi.(2007).Psikologi Kepribadian.Jakarta.PT Rajagrafindo Persada
William C. Sheldon, M.d. Pathfinders of the Heart: The History of Cardiology at the Cleveland Clinic






Carl Ransom Rogers


Carl Ransom Rogers lahir pada tanggal 8 Januari 1902 di Oak Park, Illinios, Chicago. Rogers meninggal dunia pada tanggal 4 Pebruari 1987 karena serangan jantung.
Latar belakang: Rogers adalah putra keempat dari enam bersaudara. Rogers dibesarkan dalam keluarga yang berkecukupan dan menganut aliran protestan fundamentalis yang terkenal keras, dan kaku dalam hal agama, moral dan etika. Rogers terkenal sebagai seorang tokoh psikologi humanis, aliran fenomenologis-eksistensial, psikolog klinis dan terapis, ide – ide dan konsep teorinya banyak didapatkan dalam pengalaman -pengalaman terapeutiknya.
Ide pokok dari teori – teori Rogers yaitu individu memiliki kemampuan dalam diri sendiri untuk mengerti diri, menentukan hidup, dan menangani masalah – masalah psikisnya asalkan konselor menciptakan kondisi yang dapat mempermudah perkembangan individu untuk aktualisasi diri.
Menurut Rogers motivasi orang yang sehat adalah aktualisasi diri. Jadi manusia yang sadar dan rasional tidak lagi dikontrol oleh peristiwa kanak – kanak seperti yang diajukan oleh aliran freudian, misalnya toilet trainning, penyapihan ataupun pengalaman seksual sebelumnya.
Rogers lebih melihat pada masa sekarang, dia berpendapat bahwa masa lampau memang akan mempengaruhi cara bagaimana seseorang memandang masa sekarang yang akan mempengaruhi juga kepribadiannya. Namun ia tetap berfokus pada apa yang terjadi sekarang bukan apa yang terjadi pada waktu itu.
Aktualisasi diri adalah proses menjadi diri sendiri dan mengembangkan sifat-sifat dan potensi -potensi psikologis yang unik. Aktualisasi diri akan dibantu atau dihalangi oleh pengalaman dan oleh belajar khususnya dalam masa kanak – kanak. Aktualisasi diri akan berubah sejalan dengan perkembangan hidup seseorang. Ketika mencapai usia tertentu (adolensi) seseorang akan mengalami pergeseran aktualisasi diri dari fisiologis ke psikologis.
Rogers dikenal juga sebagai seorang fenomenologis, karena ia sangat menekankan pada realitas yang berarti bagi individu. Realitas tiap orang akan berbeda – beda tergantung pada pengalaman – pengalaman perseptualnya. Lapangan pengalaman ini disebut denganfenomenal field. Rogers menerima istilah self sebagai fakta dari lapangan fenomenal tersebut.
Konsep diri menurut Rogers adalah kesadaran batin yang tetap, mengenai pengalaman yang berhubungan dengan aku dan membedakan aku dari yang bukan aku.Konsep diri ini terbagi menjadi 2 yaitu konsep diri real dan konsep diri ideal. Untuk menunjukkan apakah kedua konsep diri tersebut sesuai atau tidak, Rogers mengenalkan 2 konsep lagi, yaitun Incongruence dan Congruence. Incongruence adalah ketidakcocokan antara self yang dirasakan dalam pengalaman aktual disertai pertentangan dan kekacauan batin. Sedangkan Congruence berarti situasi di mana pengalaman diri diungkapkan dengan seksama dalam sebuah konsep diri yang utuh, integral, dan sejati.
Setiap manusia memiliki kebutuhan dasar akan kehangatan, penghargaan, penerimaan, pengagungan, dan cinta dari orang lain. Kebutuhan ini disebut need for positive regard, yang terbagi lagi menjadi 2 yaitu conditional positive regard (bersyarat) danunconditional positive regard (tak bersyarat).
Rogers menggambarkan pribadi yang berfungsi sepenuhnya adalah pribadi yang mengalami penghargaan positip tanpa syarat. Ini berarti dia dihargai, dicintai karena nilai adanya diri sendiri sebagai person sehingga ia tidak bersifat defensif namun cenderung untuk menerima diri dengan penuh kepercayaan.
Lima sifat khas orang yang berfungsi sepenuhnya (fully human being):
1. Keterbukaan pada pengalaman
Orang yang berfungsi sepenuhnya adalah orang yang menerima semua pengalaman dengan fleksibel sehingga selalu timbul persepsi baru. Dengan demikian ia akan mengalami banyak emosi (emosional) baik yang positip maupun negatip.
2. Kehidupan Eksistensial
Kualitas dari kehidupan eksistensial dimana orang terbuka terhadap pengalamannya sehingga ia selalu menemukan sesuatu yang baru, dan selalu berubah dan cenderung menyesuaikan diri sebagai respons atas pengalaman selanjutnya.
3. Kepercayaan terhadap organisme orang sendiri
Pengalaman akan menjadi hidup ketika seseorang membuka diri terhadap pengalaman itu sendiri. Dengan begitu ia akan bertingkah laku menurut apa yang dirasanya benar (timbul seketika dan intuitif) sehingga ia dapat mempertimbangkan setiap segi dari suatu situasi dengan sangat baik.
4. Perasaan Bebas
Orang yang sehat secara psikologis dapat membuat suatu pilihan tanpa adanya paksaan – paksaan atau rintangan – rintangan antara alternatif pikiran dan tindakan. Orang yang bebas memiliki suatu perasaan berkuasa secara pribadi mengenai kehidupan dan percaya bahwa masa depan tergantung pada dirinya sendiri, tidak pada peristiwa di masa lampau sehingga ia dapat meilhat sangat banyak pilihan dalam kehidupannya dan merasa mampu melakukan apa saja yang ingin dilakukannya.
5. Kreativitas
Keterbukaan diri terhadap pengalaman dan kepercayaan kepada organisme mereka sendiri akan mendorong seseorang untuk memiliki kreativitas dengan ciri – ciri bertingkah laku spontan, tidak defensif, berubah, bertumbuh, dan berkembang sebagai respons atas stimulus-stimulus kehidupan yang beraneka ra
gam di sekitarnya.
Kelemahan atau kekurangan pandangan Rogers terletak pada perhatiannya yang semata – mata melihat kehidupan diri sendiri dan bukan pada bantuan untuk pertumbuhan serta perkembangan orang lain. Rogers berpandangan bahwa orang yang berfungsi sepenuhnya tampaknya merupakan pusat dari dunia, bukan seorang partisipan yang berinteraksi dan bertanggung jawab di dalamnya.
Selain itu gagasan bahwa seseorang harus dapat memberikan respons secara realistis terhadap dunia sekitarnya masih sangat sulit diterima. Semua orang tidak bisa melepaskan subyektivitas dalam memandang dunia karena kita sendiri tidak tahu dunia itu secara obyektif.
Rogers juga mengabaikan aspek – aspek tidak sadar dalam tingkah laku manusia karena ia lebih melihat pada pengalaman masa sekarang dan masa depan, bukannya pada masa lampau yang biasanya penuh dengan pengalaman traumatik yang menyebabkan seseorang mengalami suatu penyakit psikologis.
Teori Rogers ini memang sangat populer dengan masyarakat Amerika yang memiliki karakteristik optimistik dan independen karena Rogers memandang bahwa pada dasarnya manusia itu baik, konstruktif dan akan selalu memiliki orientasi ke depan yang positip. Pertanyaannya yaitu : Apakah teori ini juga akan sama efektifnya jika diaplikasikan pada masyarakat dengan budaya, dan struktur sosial serta sistem kemasyarakatan yang berbeda dengan Amerika?


Referensi:Schultz, Duane. Psikologi Pertumbuhan: Model – Model Kepribadian Sehat. Jogjakarta: Kanisius, 1991.

TUGAS 2 KESEHATAN MENTAL

TIARA OKTARITNA
17511103
2PA06












Universitas Gunadarma
2013

Alfred Adler


Adler lahir pada tanggal 7 februari 1870 di Rudolfsheim, sebuah desa dekat Wina. Ia merupakan anak kedua daripada 6 adik-beradik. Beliau mempunyai seorang kakak laki-laki yang bernama Sigmund. Semenjak dari kecil, Adler sering dibanding-bandingkan dengan abiliti kakak laki-laki sulungnya. Adler berasa cemburu dengan abangnya yang sentiasa dibanggakan dalam pencapaian prestasi. Lagipula, Adler tidak mampu untuk bergiat aktif sepertimana kakaknya, Sigmund karena beliau telah didiagnosa menghidap penyakit Pneumonia ketika berumur baru 5 tahun. Lebih menyedihkan, doktor pula mengesahkan penyakit Adler adalah kronik dan sukar dirawat.
Menurut Adler, masalah dalam kehidupan selalu bersifat sosial. Fungsi yang sehat bukan hanya mencintai dan bekerja, melainkan merasakan kebersamaan dengan orang lain dan mempedulikan kesehjateraan mereka. Beberapa prinsip penting dalam teori Adler adalah sebagai berikut:
1. Setiap orang berjuang untuk mencapai superioritas atau kompetensi personal
2. Setiap orang mengembangkan gaya hidup dan rencana hidup yang sebagian disadar atau direncanakan dan sebagian tidak disadari.
a. Gaya hidup seseorang mengindikasikan pendekatan yang konsisten pada banyak situasi.
b. Rencana hidup dikembangkan berdasarkan pilihan seseorang dan mengarah pada tujuan yang diperjuangkan seseorang untuk dicapai
3. Kualitas kepribadian yang sehat adalah kapasitas untuk mencapai “fellow feeling” atau Gemeinschaftgefuhli, yang fokus pada kesehjateraan orang lain. Adler menyebunya minat sosial.
4. Ego merupakan bagian dari jiwa yang kreatif. Menciptakan realitas baru melalui proses menyusun tujuan dan membawanya pada suatu hasil, disebut dengan fictional goals.
Inferioriy dan Superiority
Manusia dimotivasi oleh adanya dorongan utama, yaitu mengatasi perasaan inferior dan menjadi superior. Dengan demikian perilaku kita dijelaskan berdasarkan tujuan dan ekspentasi akan masa depan. Inferioritas berarti merasa lemah dan tidak memiliki keterampilan untuk menghadapi tugas atau keadaan yang harus diselesaikan. Hal itu tidak berarti rendah diri terhadap orang lain dalam pengertian yang umum, meskipun ada unsur membandingkan kemampuan diri dengan kemampuan orang lain yang lebih matang dan berpengalaman. Sedangkan superiority bukan berarti lebih baik dibandingkan dengan orang lain, melainkan secara berkelanjutan mencoba untuk menjadi lebih baik, untuk menjadi semakin dekat dengan tujuan ideal seseorang.
Beberapa keadaan khusus seperti dimanja dan ditolak, mungkin dapat membuat seseorang mengembangkan inferiority complex atau superiority complex. Dua kompleks tersebut berhubungan erat. Superiority complex selalu menyembunyikan atau bentuk kompensasi dari inferior. Sedangkan inferiority complex menyembunyikan perasaan superior. Adler meyakini bahwa motif utama setiap orang adalah untuk menjadi kuat, kompeten, berprestasi dan kreatif.
Social Interest
Social interest merupakan bentuk kepedulian atas kesehjateraan orang lain yang berkelanjutan sepanjang kehidupan untuk mengarahkan perilaku seseorang. Meskipun minat sosial dilahirkan, tetapi menurut Adler terlalu lemah atau kecil untuk dapat berkembang dengan sendirinya. Oleh karena itu menjadi tugas Ibu, yang menjadi orang pertama dalam pengalaman seorang anak, untuk mengembangkan potensi tersebut. Apabila ibu tidak dapat membantu anak untuk memperluas minat sosialnya, maka anak akan cenderung tidak memiliki kesiapan ketika menghadapi masalah dalam lingkungan sosialnya.
Minat sosial memungkinkan seseorang untuk berjuang mencapai superior dengan cara yang sehat dan kurangnya minat sosial tersebut dapat mengarahkan pada fungsi yang maladaptif. Semua kegagalan seperti neurotik, psikotik, pemabuk, anak yang bermasalah dan lainnya disebabkan kurangnya memiliki minat sosial mereka mengatasi masalah pekerjaan, persahabatan dan seks tanpa memiliki keyakinan bahwa hal tersebut dapat diselesaikan dengan cara kerja sama. Makna yang diberikan pada kehidupan lebih bernilai pribadi. Tidak ada orang lain yang mendapatkan keuntungan dengan tercapainya tujuan mereka. Tujuan keberhasilan merupakan merasakan superioritas personal dan hanya berarti untuk diri mereka sendiri. Sebagai manusia yang sehat, maka pada waktu yang bersamaan ia akan berjuang mencapai superior dengan membantu orang lain mencapai tujuan mereka.
Style of Life
Melalui konsep gaya hidup, Adler menjelaskan keunikan manusia. Setiap manusia memiliki tujuan, perasaan inferior, berjuang menjadi superior dan dapat mewarnai atau tidak mewarnai usaha mencapai superioritasnya itu dengan minat sosial. Akan tetapi, setiap manusia melakukannya dengan cara yang berbeda. Gaya hidup merupakan cara unik dari setiap orang dalam mencapai tujuan khusus yang telah ditentukan dalam lingkungan hidup tertentu, di tempat orang tersebut berada. Gaya hidup berdasarkan atas makna yang seseorang berikan mengenai kehidupannya atau interpretasi unik seseorang mengenai inferioritasnya, setiap orang akan mengatur kehidupannya masing-masing unuk mencapai tujuan akhirnya dan mereka berjuang untuk mencapai hal tersebut.
Gaya hidup terbentuk pada usia 4-5 tahun dan tidak hanya ditentukan oleh kemampuan intrinsik (hereditas) dan lingkungan objektif, melainkan dibentuk oleh persepsi dan interpretasinya mengenai kedua hal tersebut. Seorang anak tidak memandang suatu situasi sebagaimana adanya, melainkan dipengaruhi oleh prasangka dan minatnya dirinya.
Adler’s typology of personality
Adler mengembangkan teori mengenai tipe kepribadian berdasakan derajat minat sosial dan aktivitas yang dimiliki seseorang, hal yang terpenting bagi Adler bukanlah bagaimana seseorang mengatasi perasaan inferioritasnya, melainkan sejauhmana seseorang mengembangkan gaya hidup yang konstruktif dibandingkan yang destruktif. Sejauhmana empati dan minat sosial dari masing-masing tipe. Kapasitas untuk berempati merupakan hal yang penting dalam kehidupan.
Berikut adalah 4 tipe berdasarkan tipologi ini:
1. The Rulling-dominant Type: asertif, agresif fdan aktif. Ia memanipulasi dan menghadapi situasi kehidupan dan orang-orang didalamnya, tingkat aktivitasnya tinggi tetapi dikombinasikan denan minat sosial yang minimal. Aktivitas yang dilakukan dapat mengarah pada perilaku antisosial.
2. The Getting-Leaning Type: mengharapkan orang lain memenuhi kebutuhannya dan mendukung minatnya, bergantung pada orang lain. Merupakan kombinasi antara minat sosial yang rendah dan tingkat aktivitas yang rendah.
3. The Avoidant Type: menarik diri dari permasalahan. Menghadapi suatu tugas dengan cara menghindar. Memiliki minat sosail yang rendah dan tingkat aktivitas yang sangat rendah.
4. The Society Useful Type: Merupakan tipe yang paling sehat. Memiliki penilaian yang realistik atas masalah yang dihadapi. Memiliki orientasi sosial dan bekerjasama dengan orang lain untuk mengahadapi tugas kehidupan. Merupakan kombinasi antara tingat aktivitas dan minat sosial yang tinggi.
Neurotic Safeguarding Strategies
Semua orang neurotik menciptakan pengamanan atas harga dirinya, seperti defense mechanism menurut Freud. Pengamanan tersebut merupakan perlindungan terhadap self atau ego dari pengaruh luar, biasanya interpersonal, ancaman. Terdapat 3 strategi pengamanan, yaitu:
1. Excuses atau strategi rasionalisasi
Seseorang mencoba untuk membebaskan dirinya dari tuntutan umum kehidupan dengan cara menekankan pada simtom neurotiknya, simtom neurotik digunakan sebagai alasan untuk melarikan diri dari tuntutan kehidupan sehingga tidak menunjukkan yang terbaik. Seseorang merasa aman karena adanya kebebasan untuk tidak melakukan yang terbaik dari tuntutannya yang kurang terhadap perkembangan diri.
2. aggressive Strategies
a. Depreciation: kecenderungan merendahkan orang lain sehingga orang tersebut tidak terlihat superior sebagai ancaman, melebihkan penilaian diri dalam hubungannya dengan orang lain. Strategi untuk mencapai superior dengan membuat orang lain merasa inferior.
b. Accusation: perasaan tidak disadari yang menyalahkan orang lain atas perasaan inferior dan frustasi yang dialami. Mengarah pada ekspresi langsung kemarahan
c. Self-accusation: menyalahkan diri sendiri atas ketidakberuntungan yang dialami. Hal itu dilakukan dengan cara yang dapat menarik perhatian, simpati atau bantuan dari orang lain.
3. Distancing Strategies
Melindungi harga diri dengan membatasi keterlibatan dalam kehidupan dan menghindari tantangan yang memungkinkan adanya resiko kegagalan.
a. Moving backward: adanya konflik mendasar dimana seseorang menginginkan kesuksesan dan menghindari kegagalan. Pada akhirnya orang tersebut memiliki motivasi untuk tidak melakukan apapun atau kembali pada tahap perkembangan yang kurang mencerminkan kecemasan.
b. Standing Still: seseorang tidak melakukan apapun dalam taraf yang lebih dramatis. Ia menolak tanggung jawab yang memungkinkan adanya evaluasi. Melindungi diri dari kegagalan dengan tidak melakukan apapun.
c. Hesitation: secara tidak sadar menciptakan kesulitan pada diri dan juga menciptakan cara untuk tidak mengatasinya sehingga menjadi simtom neurotik. Mengulur waktu sehingga masalah tidak perlu lagi dihadapi.
d. Construction of obstacles: bentuk pengecualian karena seseorang melihat masalah yang mungkin dapat mencegahnya untuk menunjukkan usaha yang lebih besar sehingga dapat melindungi harga dirinya.
Faulty Life-styles
Gaya hidup yang maladaptif merupakan hasil dari tiga kondisi, yaitu cacat fisik, gaya hidup dimanja dan gaya hidup diabaikan. Anak dengan cacat fisik cenderung memilki perasaan tidak adekuat dalam memenuhi tugas dalam hidupnya. Pengertian dari orangtua dapat membantu anaknya untuk mengembangkan kekuatan untuk mengkompensasikan kelemahannya itu. Anak yang dimanja gagal untuk mengembangkan minat sosial dan memenuhi harapan sosial. Ia memiliki kebutuhan untuk menerima tanpa memberi, anak akan sedikit atau tidak melakukan sesuatu untuk orang lain dan memanipulasi orang lain untk memuaskan kebutuhannya. Sedangkan anak yang diabaikan dapat menjadi musuh di lingkungannya dan didominasi oleh kebutuhan untuk balas dendam.
Penelitian Khas Adler mengenai Urutan Kelahiran Sejalan dengan perhatian Adler terhadap penentu sosial kepribadian, ia mengamati bahwa kepribadian anak sulung, anak tengah, dan anak bungsu dalam satu keluarga akan berlainan.
1. Anak Pertama
Menurut Adler, anak pertama memiliki posisi yang unik, yaitu sebagai anak satu-satunya pada suatu waktu, dan kemudian mengalami pergeseran status ketika anak kedua lahir. Anak pertama awalnya mendapatkan perhatian utuh sampai terbagi saat adiknya lahir. Peristiwa tersebut mengubah situasi dan pandangan anak pertama terhadap dunia. Bila anak pertama berusia lebih tua 3 tahun atau lebih ketika memiliki adik, maka biasanya akan merasa permusuhan dan kebencian terhadap adiknya.
2. Anak Tengah
Ciri anak tengah adalah ambisius. Ia selalu berusaha melebihi kakaknya dan cenderung memberontak atau iri hati. Tetapi pada umumnya ia dapat menyesuaikan diri dengan lebih baik.
3. Anak Bungsu
Anak bungsu adalah anak yang dimanjakan. Sama seperti anak sulung, kemungkinan ia akan menjadi anak yang bermasalah dan menjadi orang dewasa yang neurotik dan tidak mampu menyesuaikan diri.
4. Anak Kedua
Sifat anak ini selalunya lebih agresif berbanding dengan anak sulong. Dia selalu dibantu dalam banyak perkara dan sentiasa ada penyokong di belakang kejayaannya –sama ada ibu, bapa atau kakak atau abangnya. Dia turut mempunyai daya saing yang lebih tinggi dan sering kali berlumba- lumba untuk menjadi yang lebih baik daipada adik- beradiknya yang lain. Anak kedua boleh menjadi seorang yang degil atau cuba dilihat menyerlah daripada orang lain dalam apa- apa perkara.
5. Anak Kembar
Salah satu daripada pasangan kembar ini akan bersifat lebih agresif, cerdas, dan aktif. Maka, ibu bapa mereka cenderung melihat salah seorang daripada mereka adalah kakak atau kakak laki-lakinya kepada yang satu lagi. Anak kembar boleh mengalami masalah ketidaktentuan identiti. Pasangan kembar yang lebih menyerlah akan menjadi ketua dan model kepada pasangannya yang lebih lemah dan pasif.
Sumber: Hall, Calvin S. & Gardner Lindzey. (!985). Intoduction to Theories Personality. New York: John Wiley and Sons Inc.





William H. Sheldon

W.H Sheldon, nama lengkapnya adalah William H. Sheldon, PhD, MD, dilahirkan pada tahun 1899 di Warwick, Rhode Island. W.H Sheldon dibesarkan dalam keluarga pertanian, tetapi dalam sejarah, dia tercatat dan memiliki pengaruh besar tentang padangan-pandangan terhadap manusia.
W.H Sheldon pernah mengenyam pendidikan dibeberapa tempat, diantaranya, public school, Brown University dan mendapat gelar B.A (1919). Kemudian di universitas Colorado mendapatkan gelar M.A serta gelar Ph.D dalam psikologi di Universitas Chicago. Kemudian pada tahun 1924-1926 menjadi instruktur dalam psikologi di universitas tersebut. Tahun 1926-1927 ia menjadi guru besar pembantu di Universitas Wisconsin. Sheldon sempat melanjutkan pendidikannya dengan bantuan beasiswa untuk mempelajari psikiatri selama 2 tahun. Sebagian waktunya ia habiskan untuk belajar pada C.G. Jung di Zurich dan juga pada kretschmer.
Setelah ia kembali ke Amerika Serikat, Sheldon diangkat menjadi guru besar psikologi di Universitas Chicago. Tahun 1938 ia pindah ke Harvard sampai pecah perang dunia II. Pada tahun 1947, Sheldon di angkat menjadi direktur Laboratorium Konstitusi pada College of Physicia and surgeons, Un Columbia.
Dilihat dari tulisan-tulisan dari Sheldon terlihat pengaruh-pengaruh dari ahli-ahli konstitusional yang terdahulu terutama Kretschmer dan Viola. Selanjutnya juga terdapat pengaruh Freud dan Jung. Dalam teori Sheldon dapat dikemukakan bahwa struktur jasmani merupakan yang utama berpengaruh terhadap tingkah laku manusia. Adapun yg menjadi landasan sikapnya yan lebih mementingkan jasmani beserta pengukuran-pengukuranya itu ialah keyakinan yang kuat, bahwa factor-faktor keturunan sangat penting dalam menentukan tingkah laku.
Pokok-Pokok Teori Seldon
STRUKTUR TUBUH (JASMANI)
Sheldon menentukan dan memberikan ukuran-ukuran daripada komponen-komponen jasmaniah manusia. Sheldon tidak hanya ngin mendapatkan kategori untuk klasifikasi dan deskripsi tubuh manusia saja, tetapi tujuannya untuk mendapatkan apa yang disebut biological identification tag. Sheldon berpendapat bahwa factor-faktor genetis memiliki peran untuk perkembangan individu dan orang mungkin mendapatkan representasi daripada faktor-faktor tersebut melalui sejumlah pengukuran yang didasarkan pada jasmani. Dalam pandangan Sheldon ada suatu struktur biologis hipotesis , yaitu morphogenotipe yang menjadi dasar jasmani yang Nampak, dan yang memainkan peranan penting tidak saja dalam menentukan perkembangan jasmani tetapi juga dalam pembentukan tingkah laku. Somatotipe merupakan suatu usaha untuk mengukur morphogenotipe itu walaupun harus bekerja dengan cara tidak langsung terutama bersandar kepada pengukur jasmaniah.
Disini akan dibicarakan cara pendekatan Sheldon untuk mengukur aspek jasmaniah individu, dan selanjutnya di kaji usahanya untuk menentukan komponen penting yang menjadi dasar tingkah laku manusia.
DIMENSI-DIMENSI JASMANIAH
Sheldon membuat foto-foto tubuh dari depan dan dari samping dengan cara yang di standarisasikan , cara ini disebutnya somatotype performance test. Pertama-tama Sheldon mengumpulkan 4000 foto mahasiswa laki-laki. Foto tersebut diperiksa dan diteliti oleh sejumlah penilai yang ingin mendapatkan variable pokok yang merupakan dasar daripada variasi jasmani. Apabila suatu sifat di anggap merupakan komponen pokok, maka dinilai dengan criteria berikut ini:
  1. Mungkinkah menentukan kedudukan keempat ribu orang dengan sifat-sifat tersebut?
  2. Dapatkah penilai-penilai tersebut mencapai persesuaian dalam menentukan kedudukan jasmani atas dasar sifat-sifat tersebut?
  3. Mungkinkah mempertimbangkan variable itu dalam kombinasi dengan variable lain yang telah ditentukan terlebih dahulu?
Komponen jasmani primer
Setelah dinilai dan diteliti, Sheldon dan para pembantunya menyimpulkan bahwa ada 3 komponen atau dimensi jasmaniah yang menjadi inti dari teknik pengukuran struktur tubuh yaitu:
  • Endomorphy
  • Mesomorphy
  • Ectomorphy
Istilah tersebut dihubungkan dengan 3 lapisn pembentuk foetus manusia yaitu endoderm,mesoderm dan ectoderm. Dengan demikian maka Sheldon menguraikan 3 pokok jasmani manusia yaitu:
  1. Endomorph (komponen endomorph dominant)
  2. Mesomorph (komponen mesomorphy dominant)
  3. Ectomorph (komponen ectomorphy dominant)
Tipe endomorph
Ditandai dengan alat-alat dalam dan seluruh disgetif memegang peranan terpenting. Nampaknya keluar : lembut, gemuk, berat badan relative rendah
Tipe mesomorph
Ditandai dengan otot-otot, pembuluh darah, jantung dominant. Nampaknya dari luar kokoh, keras, otot kelihatan bersegi-segi, tahan sakit.
Tipe ectomorph
Ditandai dengan kulit, system syaraf memainkan peranan penting. Nampaknya dari luar : jangkung, dada kecil, pipi, lemah,otot2 hampir tidak berkembang.
Keempat ribu orang tersebut diukur dengan teliti di atas dasar ketiga komponen pokok. Kemudian sematotipe individu menggambarkan keadaan tubunya dengan angka 3 deret yang menunjukkan 3 komponen tadi. Angka-angka tersebut bergerak dari angka 1 sampai 7, angka 1 merupakan nilai paling rendah dan angka 7 menjadi angka yang paling tinggi. Jika hasilnya 711 maka itu berarti individu tersebut memiliki komponen endomorph tinggi dibanding 2 komponen lainnya.
Sheldon mengatakan bahwa apabila orang mau benar-benar memperoleh perkiraan yang sebaik-sebaiknya tentang morphogenotipesecara ideal, dia tidak hanya cukup hanya menyelidiki individu itu sepanjang sejarah hidupnya, melainkan juga nenek moyang dan keturunannya. Selanjutnya foto individu tersebut harus dibuat berturut-turut secara periodic. Tentu saja apa yang pernah di capai bukanlah sematotipe yang ideal itu.
Komponen jasmani sekunder
Tiga komponen jasmani sekunder adalah:
  1. Dysplasia = istilah ini di pakai Sheldon untuk menunjukkan setiap ketidaktepatan dan ketidak lengkapan campuran ketiga komponen primer itu pada berbagai daerah pada tubuh
  2. Gynandromorphy = adalah komponen jasmani sekunder yang kedua. Komponen ini menunjukkan sejauh manakah jasmani memiliki sifat yang biasanya terdapat pada jenis kelamin lawannya.
  3. Texture = komponen jasmani sekunder yang ketiga dan barangkali terpenting , ialah tampang (texture) yang dimaksudkan dengan bagaimana individu itu nampaknya keluar.
Konstansi Somatotipe
Hal yang membedakan ahli psikologi konstitusional satu sama lain adalah sejauh mana klasifikasi dan pecandraan yang didasarkan atas ukuran-ukuran obyektif daripada tubuh itu diharapkan tetap. Sheldon berpendapat konstansi somatotipe itu membutuhkan adanya konstansi dalam makanan dan tak adanya hal-hal yang patologis.
ANALISIS TINGKAH LAKU (KEPRIBADIAN)
Walaupun telah memiliki alat tetap untuk menilai aspek jasmaniah pada manusia, namun ahli-ahli psikologi konstitusional harus membuat atau meminjam metode lain untuk menilai tingkah laku apabila dia akan benar-benar menyelidiki hubungan antara jasmania dan tingkah laku atau kepribadian. Sheldon menduga bahwa meskipun nampaknya ada banyak dimensi atau variable dalam tingkah laku namun pada dasarnya hanya ada sejumlah kecil komponen dasar yang diharapkan akan menjadi dasar tingkah laku yang Nampak kompleks itu.
Dimensi temperamen
Cara kerja Sheldon
  1. Sheldon mengumpulkan sifat-sifat yang telah terdapat di dapalam kepustakaan mengenai kepribadian. Dari penelitiannya ia mendapatkan 650 macam sifat. Kemudian sifat tersebut di reduksikan menjadi 50 sifat yang merupakan representasi dari semua sifat tersebut.
  2. Kemudian dicari kelompok sifat dengan pedoman : untuk masuk kedalam kelompok harus punya angka koreksi serendah-rendahnya 0,60 dan untuk masuk kedalam kelompok yang berbeda harus punya angka korelasi setinggi-tingginya 0,30. Dari cara tersebut didapat 3 kelompok komponen primer tempramen.
Komponen primer pada tempramen
  1. Kelompok primer tempramen yang pertama disebut viscerotonia, karena kelompok sifat yang dicakupnya berhubungan dengan fungsi dan anatomi alat visceral/digestif. Sifat-sifatnya: sikapnya tidak tegang, suka hiburan, gemar makan-makan, tidurnya nyenyak, bila menghadapi kesukaran membutuhkan orang lain.
  2. Komponen primer kedua aadalah somatotonia, karena sifat-sifatyang dicakupnya berhubungan dengan dominasi dan anatomi struktur somatic. Sifat-sifatnya: sikapnya gagah, perkasa, kebutuhannya bergerak besar, suka berterus terang, suara lantang, nampaknya lebih dewasa dari sebenarnya.
  3. Komponen primer ketiga adalah cerebrotonia. Karena dikirakanbahwa aktivitas pokok adalah perhatian dengan sadar, serta inibisi teeerhadap gerakan-gerakan jasmaniah. Sifat-sifatnya: sikapnya kurang gagah atau ragu-ragu, reaksinya cepat, kurang berani bergaul dengan orang banyak, kurang berani berbicara didepan orang banyak, kebiasaannya tepat,hidup teratur, suara kurang bebas, tidur kurang nyenyak.
Ketiga komponen tersebut merupakan Scale Of Tempramen, yang juga memiliki skala 1-7. Dari sana dipandang dari segi tipologi Sheldon membedakan adanya 3 tipe pokok tempramen yaitu:
  • Viscerotonia
  • Somatotonia
  • Cerebrotonia
Hubungan Antara Jasmani dan tingkah laku (tempramen)
Selama lima tahun Sheldon mengadakan penelitian pada 200 subjek pria kulit putih, terdiri atas mahasiswa. Subjek ini dinilai menurut berbagai dimensi tempramen, setelah diadakan observasi dalam jangka waktu yang lama. Kemudian somatotipe subjek itu ditetapkan menurut caranya.
Dan terbukti bahwa penelitian Sheldon telah berhasil mengukuhkan harapan para psikolog konstitusi bahwa memang ada kontinuitas antara aspek jasmaniah individu atau tingkah laku. Besarnya korelasi yang didapat antara komponen jasmani dan komponen tempramen ukup untuk memperkecil arti korelasi yang dilaporkan dalam penelitian serupa yang berusaha menyelidiki hubungan antara kepribadia dan factor lingkungan dan pengalaman.
Hubungan antara Jasmani dan Gangguan-gangguan Kejiwaan
Penyelidikan Sheldon tidak hanya terbatas pada orang-orang yang normal saja, tetapi meluas juga pada masalah-masalah ketidak normalan.
Hasil penelitian mengenai ini (bersama-sama dengan with kart) diterbitkan pada tahun 1948. Juga dalam penyelidikan mengenai gangguan-gangguan kejiwaan ini Sheldon mengemukakan dimensi-dimensi.Sebagai hasil ppenyelidikannya terhadap gangguan-gangguan kejiwaan selama beberapa tahun Sheldon mengemukakan konsepsi tentang gangguan kejiwaan yang terdiri dari tiga dimensi primer. Ketiga dimensi ini pada pokoknya berhubungan dengan ketegori-kategori yang biasa digunakan dalam diagnosis psikiatris.
Adapun komponen-komponen psikistris itu adalah:
  1. Affetive, bentuknya yang ekstrem terdapat pada psikosis jenis manis depresif.
  2. Paranoid yang bentuk ekstremnya terdapat pada penderita psikosis jenis paranoid.
  3. Heboid, yang bentuk ekstrimnya terdapat pada penderita hebephrenia, suatu bentuk dari schizophrenia.
Sheldon sendiri menyatakan, bahwa penyelidikan dalam lapangan ini harus masih diuji tetapi cara yang dipakainya memberi harapan yang baik dimasa depan.
Hubungan antara Jasmani dan Kenakalan (Delinguency)
Dalam lapangan ini Sheldon melakukan penyelidikan selama delapan tahun. Yang diselidiki 400 pemuda (1939 sampai 1942) kemudian untuk penyelidikan lanjutan diselidiki 200 orang diantara mereka. Mereka diselidiki mengenai:
  • Somatotipenya
  • Komponen-komponen tempramenya
  • Komponen-komponen psikiatrisnya
  • Sejarah hidup, yang meliputi: Keadaan kecerdasan dan pendidikannya, Latar belakang keluarganya, riwayat pengobatan yang dialaminya, Kenakalan- kenakalanya, Tingkah lakunya yang khas.
Dari penyelidikan-penyelidikan itu ternyata, bahwa pemuda-pemuda nakal itu sebagian besar termasuk pada golongan mesomorph yang endomorphis.
BEBERAPA PERUMUSAN TEORITIS
Perlu sekali diingat, bahwa Sheldon bekerja secara induktif dan tidak begitu mementingkan perumusan-perumusan teoritis dan sistematis. Dan dengan jelas dia mengemukakan, bahwa walaupun dia tidak mempersoalkan faktor lingkungan, itu tidak berarti dia menganggap bahwa lingkungan tidak penting.
Dia hanya ingin mengemukakan, bahwa faktor-faktor konstitusional yang biasanya diabaikan dalam psikologi di Amerika Serikat itu juga penting. Dalam hubungan dengan hal-hal diatas itu ada beberapa hal teoritis yang perlu dikemukakan disini:
Faktor-faktor yang menjadi perantara dalam hubungan antara jasmani dan tempramen
Disini diterima adanya hubungan antara komponen-komponen jasmani dan komponen-komponen tingkah laku. Hubungan ini dapat diterangkan dalam berbagai cara:
  1. Individu yang memiliki tipe jasmani tertentu kiranya mendapatkan cara-cara bertingkah laku tertentu yang efektif, sedangkan individu yang bertipe jasmani lain akan harus menggunakan cara-cara bertingkah laku yang lain supaya dapat efektif. Konsepsi ini menunjukan bahwa sukses yang menyertai suatu cara bertingkah laku itu tidak hanya fungsi lingkungan tempat berlangsungnya tingkah laku itu saja, melainkan fungsi orang yang bertingkah laku itu.
  2. Kemungkinan lain ialah, bahwa hubungan antara jasmani dan tempramen diantarai oleh anggapan yang stereotipis yang ada dalam kebudayaan mengenai macam-macam tingkah laku yang seharusnya dilakukan oleh orang yang berbeda-beda tipe jasmaninya itu.
  3. Kemungkinan yang lain: pengalaman atau pengaruh lingkungan cenderung untuk menimbulkan tipe tubuh tertentu, ini selanjutnya akan menimbulkan kecendrungan tingkah laku tertentu.
  4. Kemungkinan keempat ialah: hubungan antara bentuk jasmani dan tingkah laku itu karna kerjasamanya faktor-faktor genetis.
Orientasi biologistis dan genetis
Banyak ahli-akli teori kepribadian meletakkan titik berat pendapatnya pada segi-segi psikologis tingkah laku manusia, namun tidak banyak yang metodenya menunjukan keselarasan dengan pangkal dugaan ini. Dalam banyak hal, pendapat Sheldon dapat dianggap mementingkan faktor-faktor biologis sebagai dasar tingkah laku manusia, dan ini nampak juga dari usahanya untuk melakukan pengukuran-pengukuran faktor-faktor biologis itu.
Tekanan terhadap faktor organisasi dan medan
Walaupun sheldon berhasil memisahkan dan mengukur dimensi-dimensi untuk mencari tau tentang jasmani dan tempramen, namundia tidak yakin bahwa penyelidikan dimensi itu satu persatu akan membawa hasil yang baik. Menurut Sheldon pola hubungan antara berbagai variabel itu lebih penting dari pada masing-masing komponen.
Perkembangan Individu
Sheldon mengatakan bahwa kejadian-kejadian tertentu pada masa kanak-kanak mungkin berpengaruh terhadap penyesuaian diri pada masa dewasa. Tetapi dia tidak menganggap bahwa kejadian-kejadian pada masa kanak-kanak yang demikian itu memainkan peranan sebagai sebab. Menurutnya hubungan antara kejadian-kejadian pada masa kanak-kanak dan tingkah laku pada masa sebelumya itu merupakan refleksi daripada faktor-faktor biologis yang bekerja secara tetap dalam jangka waktu yang sama.
Proses tak sadar
Menurut Sheldon, jika individu itu lebih mengenal struktur tubuhnya serta fungsi-fungsi biologisnya ia akan lebih memahami kekuatan-kekuatan yang menggerakan tingkah lakunya. Sheldon menyatakan bahwa ketidak sadaran adalah tubuh dan sebab mengapa begitu sukar orang menyatakan ketidak sadaranya atau hal-hal yang terjadi didalam tubuhnya karna bahasa tidak disusun secara sistematis untu mengatakan apa yang sedang terjadi di dalam tubuh. Jadi dengan membuat somatotip itu dia ingin mencapai apa yang diinginkan oleh ahli-ahli psikoanalisis dengan jalan lebih langsung.

Daftar Pustaka:
S. Hall, Calvin dan Lindzey Gardner.(1993).Teori-Teori Sifat dan Behavioristik.Yogyakarta. Kanisius
Suryabrata, Sumadi.(2007).Psikologi Kepribadian.Jakarta.PT Rajagrafindo Persada
William C. Sheldon, M.d. Pathfinders of the Heart: The History of Cardiology at the Cleveland Clinic






Carl Ransom Rogers


Carl Ransom Rogers lahir pada tanggal 8 Januari 1902 di Oak Park, Illinios, Chicago. Rogers meninggal dunia pada tanggal 4 Pebruari 1987 karena serangan jantung.
Latar belakang: Rogers adalah putra keempat dari enam bersaudara. Rogers dibesarkan dalam keluarga yang berkecukupan dan menganut aliran protestan fundamentalis yang terkenal keras, dan kaku dalam hal agama, moral dan etika. Rogers terkenal sebagai seorang tokoh psikologi humanis, aliran fenomenologis-eksistensial, psikolog klinis dan terapis, ide – ide dan konsep teorinya banyak didapatkan dalam pengalaman -pengalaman terapeutiknya.
Ide pokok dari teori – teori Rogers yaitu individu memiliki kemampuan dalam diri sendiri untuk mengerti diri, menentukan hidup, dan menangani masalah – masalah psikisnya asalkan konselor menciptakan kondisi yang dapat mempermudah perkembangan individu untuk aktualisasi diri.
Menurut Rogers motivasi orang yang sehat adalah aktualisasi diri. Jadi manusia yang sadar dan rasional tidak lagi dikontrol oleh peristiwa kanak – kanak seperti yang diajukan oleh aliran freudian, misalnya toilet trainning, penyapihan ataupun pengalaman seksual sebelumnya.
Rogers lebih melihat pada masa sekarang, dia berpendapat bahwa masa lampau memang akan mempengaruhi cara bagaimana seseorang memandang masa sekarang yang akan mempengaruhi juga kepribadiannya. Namun ia tetap berfokus pada apa yang terjadi sekarang bukan apa yang terjadi pada waktu itu.
Aktualisasi diri adalah proses menjadi diri sendiri dan mengembangkan sifat-sifat dan potensi -potensi psikologis yang unik. Aktualisasi diri akan dibantu atau dihalangi oleh pengalaman dan oleh belajar khususnya dalam masa kanak – kanak. Aktualisasi diri akan berubah sejalan dengan perkembangan hidup seseorang. Ketika mencapai usia tertentu (adolensi) seseorang akan mengalami pergeseran aktualisasi diri dari fisiologis ke psikologis.
Rogers dikenal juga sebagai seorang fenomenologis, karena ia sangat menekankan pada realitas yang berarti bagi individu. Realitas tiap orang akan berbeda – beda tergantung pada pengalaman – pengalaman perseptualnya. Lapangan pengalaman ini disebut denganfenomenal field. Rogers menerima istilah self sebagai fakta dari lapangan fenomenal tersebut.
Konsep diri menurut Rogers adalah kesadaran batin yang tetap, mengenai pengalaman yang berhubungan dengan aku dan membedakan aku dari yang bukan aku.Konsep diri ini terbagi menjadi 2 yaitu konsep diri real dan konsep diri ideal. Untuk menunjukkan apakah kedua konsep diri tersebut sesuai atau tidak, Rogers mengenalkan 2 konsep lagi, yaitun Incongruence dan Congruence. Incongruence adalah ketidakcocokan antara self yang dirasakan dalam pengalaman aktual disertai pertentangan dan kekacauan batin. Sedangkan Congruence berarti situasi di mana pengalaman diri diungkapkan dengan seksama dalam sebuah konsep diri yang utuh, integral, dan sejati.
Setiap manusia memiliki kebutuhan dasar akan kehangatan, penghargaan, penerimaan, pengagungan, dan cinta dari orang lain. Kebutuhan ini disebut need for positive regard, yang terbagi lagi menjadi 2 yaitu conditional positive regard (bersyarat) danunconditional positive regard (tak bersyarat).
Rogers menggambarkan pribadi yang berfungsi sepenuhnya adalah pribadi yang mengalami penghargaan positip tanpa syarat. Ini berarti dia dihargai, dicintai karena nilai adanya diri sendiri sebagai person sehingga ia tidak bersifat defensif namun cenderung untuk menerima diri dengan penuh kepercayaan.
Lima sifat khas orang yang berfungsi sepenuhnya (fully human being):
1. Keterbukaan pada pengalaman
Orang yang berfungsi sepenuhnya adalah orang yang menerima semua pengalaman dengan fleksibel sehingga selalu timbul persepsi baru. Dengan demikian ia akan mengalami banyak emosi (emosional) baik yang positip maupun negatip.
2. Kehidupan Eksistensial
Kualitas dari kehidupan eksistensial dimana orang terbuka terhadap pengalamannya sehingga ia selalu menemukan sesuatu yang baru, dan selalu berubah dan cenderung menyesuaikan diri sebagai respons atas pengalaman selanjutnya.
3. Kepercayaan terhadap organisme orang sendiri
Pengalaman akan menjadi hidup ketika seseorang membuka diri terhadap pengalaman itu sendiri. Dengan begitu ia akan bertingkah laku menurut apa yang dirasanya benar (timbul seketika dan intuitif) sehingga ia dapat mempertimbangkan setiap segi dari suatu situasi dengan sangat baik.
4. Perasaan Bebas
Orang yang sehat secara psikologis dapat membuat suatu pilihan tanpa adanya paksaan – paksaan atau rintangan – rintangan antara alternatif pikiran dan tindakan. Orang yang bebas memiliki suatu perasaan berkuasa secara pribadi mengenai kehidupan dan percaya bahwa masa depan tergantung pada dirinya sendiri, tidak pada peristiwa di masa lampau sehingga ia dapat meilhat sangat banyak pilihan dalam kehidupannya dan merasa mampu melakukan apa saja yang ingin dilakukannya.
5. Kreativitas
Keterbukaan diri terhadap pengalaman dan kepercayaan kepada organisme mereka sendiri akan mendorong seseorang untuk memiliki kreativitas dengan ciri – ciri bertingkah laku spontan, tidak defensif, berubah, bertumbuh, dan berkembang sebagai respons atas stimulus-stimulus kehidupan yang beraneka ra
gam di sekitarnya.
Kelemahan atau kekurangan pandangan Rogers terletak pada perhatiannya yang semata – mata melihat kehidupan diri sendiri dan bukan pada bantuan untuk pertumbuhan serta perkembangan orang lain. Rogers berpandangan bahwa orang yang berfungsi sepenuhnya tampaknya merupakan pusat dari dunia, bukan seorang partisipan yang berinteraksi dan bertanggung jawab di dalamnya.
Selain itu gagasan bahwa seseorang harus dapat memberikan respons secara realistis terhadap dunia sekitarnya masih sangat sulit diterima. Semua orang tidak bisa melepaskan subyektivitas dalam memandang dunia karena kita sendiri tidak tahu dunia itu secara obyektif.
Rogers juga mengabaikan aspek – aspek tidak sadar dalam tingkah laku manusia karena ia lebih melihat pada pengalaman masa sekarang dan masa depan, bukannya pada masa lampau yang biasanya penuh dengan pengalaman traumatik yang menyebabkan seseorang mengalami suatu penyakit psikologis.
Teori Rogers ini memang sangat populer dengan masyarakat Amerika yang memiliki karakteristik optimistik dan independen karena Rogers memandang bahwa pada dasarnya manusia itu baik, konstruktif dan akan selalu memiliki orientasi ke depan yang positip. Pertanyaannya yaitu : Apakah teori ini juga akan sama efektifnya jika diaplikasikan pada masyarakat dengan budaya, dan struktur sosial serta sistem kemasyarakatan yang berbeda dengan Amerika?


Referensi:Schultz, Duane. Psikologi Pertumbuhan: Model – Model Kepribadian Sehat. Jogjakarta: Kanisius, 1991.